Mohon tunggu...
Nur aslamiah Supli
Nur aslamiah Supli Mohon Tunggu... Dosen - Dosen

Lulusan Studi Strategi Universiti Utara Malaysia, sekarang sedang mengabdi disalah satu universitas negeri di Palembang, Sumatera Selatan.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Indonesia Adidaya 2020?

5 Juli 2016   01:21 Diperbarui: 13 Juli 2016   17:15 1205
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

menurut saya, komponen yang paling berperan dan menjadi akar dari segala kapasitas negara adidaya adalah budaya,

A nation's culture resides in the hearts and in the soul of its people - M. Gandhi

Budaya suatu bangsa berada di dalam hati dan jiwa rakyatnya sehingga kekuatan Politik, Ekonomi dan Militer Indonesia ditentukan dari bangsa yang berbudaya itu sendiri. 

Lantas apa yang salah dengan budaya kita?

Menurut Jeffrie Geovanie (2013) Indonesia saat ini masuk dalam kategori Low Trust Society, rendahnya kepercayaan antar warga Indonesia hal ini ditandai dengan kecurigaan, sarat rumor dibarengi dengan rendahnya kadar toleransi. Hal tersebut dapat kita amati dari berita-berita dan pendapat-pendapat yang beredar di Public Sphere.

contoh kecilnya, 

masalah Razia warung dibulan puasa yang dinilai brutal, warung yang tidak taat aturan kena sidak. puasa bulan ramadhan bukan baru terjadi di tahun ini, tapi drama yang tahun ini cukup parah melanda Indonesia. lalu kemudian disusul dengan spekulasi-spekulasi para "ahli" hitung-hitungan di jejaring sosial, entah dari mana matematikanya pokoknya kesimpulannya itu THR bukan la bonus. saya rasa tidak perlu melampirkan linknya karena saya yakin pembaca sudah melihat sendiri bagaimana hal-hal ini terjadi. 

Perkara-perkara yang seperti ini jelas sekali mengambarkan adanya krisis dari kepercayaan, kecurigaan sudah menjadi kebiasaan dan budaya mempengaruhi sikap hati dan pikiran yang di khawatirkan akan membawa kita jatuh ke dalam jurang perpecahan. Demokrasi akan sulit di tegakkan di atas fondasi toleransi yang rapuh (Jeffie, 2013). 

Kalau sudah seperti ini, boro-boro menjadi negara adidaya, untuk mempertahankan peradaban dan demokrasi saja perjuangannya bukan main. 

Solusinya bagaimana?

Jati diri Indonesia adalah Bhineka Tunggal Ika, berbeda-beda tetapi tetap satu juga, Seharusnya bangsa kita, bangsa yang sudah lama berkomitmen dengan pluralitas mempunyai tingkat kepercayaan dan toleransi yang tinggi. toleransi bukan hal yang harus diajarkan berkali-kali, berlarut-larut dalam mendefinisikan arti dari kata tolerasi hingga kita lupa apa artinya toleransi itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun