Hingga saat ini, pandemi COVID-19 masih melanda Indonesia dan terus berdampak secara signifikan mengganggu bisnis di semua industri, khususnya industri makanan.
Salah satu UMK industri makanan yang juga terkena dampak pandemi adalah Cilok Goang Ona Tasikmalaya. Bu Erni, selaku pemilik UMK juga mengatakan bahwa pandemi ini menyebabkan penurunan volume penjualan karena target pasar Cilok Goang Ona, yaitu mahasiswa sekitar Tasikmalaya sebagian besarnya pulang kampung.
Permasalahan yang dihadapi Bu Erni saat ini bukan hanya penurunan volume penjualan saja, namun juga pemasaran secara luas ke luar Tasikmalaya yang terkendala akibat belum adanya ekspedisi pengiriman yang sesuai (mampu mengirimkan produk Cilok Goang secara aman).
Ada beberapa cara yang dapat dilakukan Bu Erni dan pelaku usaha lain yang mengalami kejadian serupa, diantaranya adalah:
1. Frozen Food
Frozen food menjadi makanan yang banyak dipilih oleh konsumen karena kepraktisannya ketika dimasak dan ketahanannya yang cenderung lebih lama dibandingkan makanan biasa. Â Telah banyak makanan berbumbu yang dibekukan, seperti rendang, mie ayam, bakso dan lain sebagainya.
Cilok Goang Ona juga dapat mengaplikasikannya untuk memasarkan produk secara aman ke luar Kota Tasikmalaya.Â
Alat utama yang dibutuhkan dalam mengemas frozen food adalah vacuum sealer dan kantong plastik embos vacuum sealer. Harganya pun cukup bervariasi, ada yang murah sekitar Rp. 200.000,- untuk alat rumahan dan sekitar Rp. 8.000.000,- untuk alat pabrik.
2. Laporan Keuangan Terus Berjalan
Laporan keuangan perlu terus kita catat sehingga dapat membantu kita untuk mengambil keputusan bisnis. Pencatatan dapat dilakukan menggunakan software, secara manual, atau melalui bantuan aplikasi gratis yang ada di Playstore.
3. Memotong Biaya Produksi