Hidup sebagai generasi milenial memang harus menghadapi kondisi saat ini semuanya dilakukan serba digital. Bahkan nyaris dalam kehidupan saya sehari-hari sudah jarang melihat uang tunai karena hampir semua pembayaran dilakukan secara cashless.Â
Era digital memang mau tidak mau mengajak kita untuk menjadi pengikut agar tidak tergerus zaman. Mulai dari hal sepele, semuanya serba digitial. Saya mulai mengalami perubahan hidup menuju zaman digital ketika memeriksakan kandungan. Semuanya bisa dideteksi dengan aplikasi. Saya hanya tinggal memasukkan data yang dibutuhkan maka hasilnya pun sudah bisa terlihat.Â
Nah, kehidupan sebagai manusia sosial dan peduli dengan sesama, pastinya aktivitas memberikan bantuan ternyata sudah serba digital juga. Awalnya saya melihat di timeline salah satu media sosial saya yang mengajak untuk donasi karena ada anak kecil yang butuh segera operasi. Seketika dana terkumpul sesuai estimasi yang disebutkan dalam informasi tersebut. Saya makin tercengang karena para donatur kebanyakan menyebutkan diri sebagai noname atau hamba Allah.Â
Sebesar itu rasa kepedulian yang terjadi tanpa ingin diketahui oleh orang lain, nama bukan menjadi hal penting untuk tertera di deretan para donatur. Sungguh membuat saya berdecak kagum dan mengangkat dua jempol.Â
Nah, sekarang momen Ramadan ternyata menjadi media paling luas untuk meminta kedermewanan orang-orang yang menjalankannya dengan khusyu'. Bermunculan berbagai aplikasi sedekah, zakat, donasi atau apalah sebutannya untuk mengajak para hamba Allah yang berpuasa untuk semakin menyempurnakan ibadahnya.Â
Namun, tidak sedikit yang kemudian ragu karena khawatir dana diselewengkan atau hanya sekadar untuk kepentingan kelompok tertentu. Oleh karena itu, masih ada saja yang memilih donasi langsung ke lokasi atau sekadar mengirim perwakilan.Â
Pada kesempatan ini, saya ingin sedikit share beberapa tips untuk melakukan zakat atau donasi online pada lembaga yang tepat. Soalnya kasihan juga kalau sudah bagus niatnya zakat dan donasi online tetapi jatuh di tangan yang kurang tepat.Â
Tips Ikut Zakat atau Donasi Online agar Tepat Sasaran dan BerkahÂ
Supaya lebih afdhol dan memiliki nilai pahala serta keberkahan dari setiap zakat atau donasi yang kita sumbangkan, berikut beberapa tips-nya:
1. Lembaganya Tepercaya atau Tidak
Pastinya ini harus benar-benar selektif agar tidak ada kesalahan yang fatal di kemudian hari. Periksa track record lembaga tersebut meskipun hanya sebuah aplikasi. Jangan sampai aplikasinya pun masih banyak bug dan tidak memiliki sekuritas. Jika hal ini ditemukan, bisa segera melaporkan agar diberi hukuman karena termasuk dalam kejahatan.
2. Pastikan dengan Benar Bahwa Aplikasi yang Digunakan memang Valid
Aplikasi yang baik dan legal selalu punya tempat yang baik juga untuk mengunduhnya. Jangan sampai tidak valid karena bisa mengakibatkan data kita bisa saja dicuri untuk keperluan yang merugikan. Kalau sudah seperti ini, jangankan data bisa hilang, bantuan pun tidak tersalurkan dengan baik. Sedih banget pasti!
3. Nama dan Nomor Rekening Zakat/Donasi yang Dituju
Pastikan nama dan nomor yang menjadi pusat penerimaan dana bukan nomor rekening atas nama pribadi. Jika ya, maka sia-sia kita berzakat atau donasi.Â
4. Selalu Cek Tujuan Penyaluran Dana
Kebanyakan di kota, orang-orang seperti tidak lagi memperhatikan ceremonial tetapi memastikan kemana akan menyembelih? Bahkan pertanyaan kira-kira keluarga yang melakukan donasi atau zakat online ini sebaiknya memang di-share sehingga tahu secara berkala sudah sejauh mana keikhlasannya dalam berdonasi.
5. Jangan Takut Lapor Jika Ada yang Mencurigakan
Ini penting untuk menghindari berbagai kejahatan dalam internet karena hal sepele yang kita lakukan. Jadi, selalu was-was ketika banyak aplikasi yang mengajak pada kebaikan hanya karena memanfaatkan momen Ramadan atau Idulfitri.Â
***Â
Well, semudah apapun itu jangan ikut berzakat atau berdonasi secara online jika profile lembaganya tidak pernah ditampilkan. Tabayyun dulu sebelum melakukan donasi. Niat kita melakukan zakat dan donasi adalah untuk hidup yang lebih baik setiap harinya. Jangan sampai karena ikut trend, jadinya lupa tujuan awal, yakni berilmu terlebih dahulu.