Mohon tunggu...
Muhammad Farih Fanani
Muhammad Farih Fanani Mohon Tunggu... Lainnya - blogger

Mahasiswa Sejarah yang gemar nulis julit di blog gipang.com

Selanjutnya

Tutup

Kurma

Puasa dengan Sehat dan Dilema Anak Kost

29 April 2020   21:12 Diperbarui: 29 April 2020   21:08 368
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Berpuasa merupakan kewajiban bagi setiap muslim, tanpa terkecuali. Semua orang yang beragama Islam ketika sudah baligh wajib menjalankan ibadah puasa. Mulai dari remaja hingga dewasa, pria dan wanita, hingga orang Asia sampai Eropa. Semua diwajibkan untuk berpuasa, dengan catatan mereka Muslim.

Agenda rutinan puasa pada bulan ramadhan adalah mencari menu santap untuk berbuka puasa. Bukan tanpa alasan, pasalnya berbuka puasa adalah moment yang paling ditunggu-tunggu oleh setiap orang yang sedang menjalankan ibadah puasa.

Setelah seharian mereka menahan lapar dan haus, buka puasa adalah saat untuk membatalkan puasa dengan menyantap makanan yang sudah ditunggu-tunggu sejak mereka menahan lapar.

Hingga tidak jarang banyak orang yang telah merencanakan menu buka puasanya dari jauh hari dan sudah menyusun rencana untuk berbuka puasa. Semuanya sudah dipersiapkan, mulai dari menu apa yang akan disantap, dengan siapa mereka akan berbuka, dan dimana mereka akan menjalankan rutinitas berbukanya.

Namun, dengan keadaan yang sekarang ini sedang terjadi. Kita tidak diberikan kesempatan untuk berbuka puasa sesuai dengan rencana tahun-tahun sebelumnya.

Pergerakan kita dibatasi, tidak diperkenankan untuk berkumpul dan berbuka puasa bersama kawan, hingga keluarga di luar rumah. Hal itu dilakukan demi mencegah virus yang saat ini sedang diperangi oleh semua orang.

Masalahnya tidak hanya sampai di situ.

Orang yang paling terdampak terhadap persoalan ini adalah anak kost. Tepatnya anak kost yang tidak bisa pulang karena PSBB dan menjalani ibadah puasa mereka di ruangan dua kali dua meter untuk tidur, sahur, puasa, berbuka, membaca buku, menulis artikel, dan mengerjakan tugas kampus secara online.

Tidak semua orang menyadari keluhan para anak kost. Pemerintah hanya akan mendegar teriakan lapar para rakyat mereka, para orang dermawan di perkotaan hanya akan membagikan rejeki mereka kepada orang-orang yang terlihat tidak mampu di pinggir-pinggir kota. sedangkan anak kost? dengan tingkat kesulitan yang sama, mereka tidak mendapatkan perhatian yang sama.

Pada dasarnya kebutuhan primer anak kost saat ini bukanlah hanya makan, tapi juga data internet. Bagaimana tidak, anak kost masih diharuskan untuk mengerjakan tugas kuliah, mengikuti perkuliahan secara online, dan mencari referensi di internet sebagai bentuk tanggung jawab mereka sebagai seorang mahasiswa.

Kecuali beberapa kampus yang beberapa waktu yang lalu berinisiatif untuk membagikan sembako kepada anak kost yang tidak bisa pulang ke kampung halaman dan aktivitas yang terbatas.

Sebagaimana orang pada umumnya, anak kost juga diwajibkan untuk berpuasa, dan tentunya berbuka puasa.

Tidak seperti tahun-tahun sebelumnya, anak kost seringkali beraksi dalam mencari berbagai lembaga, masjid atau apapun itu yang menyediakan buka puasa secara gratis. Anak kost tentu merasa terbantu dengan kegiatan yang semacam itu. Namun apalah daya kondisi sekarang ini yang tidak seindah tahun-tahun sebelumnya. Sehingga hampir semua masjid tidak lagi menyediakan makanan secara gratis untuk berbuka puasa.

Hal itulah yang menjadi keresahan banyak anak kost yang masih terjebak di kost nya. Anak kost hanya tinggal di sebuah kamar kecil yang multifungsi.

Mereka akan menghabiskan waktu bulan puasa mereka dengan berdiam diri di kost. Jika tidak, warga sekitar akan bertindak lebih ofensif terhadap anak kost yang dianggapnya membandel dengan tidak berdiam diri di kamar kost.

Dilema yang kemudian dialami anak kost adalah kesulitan mencari makanan untuk sahur dan berbuka puasa. Kamar yang sempit tidak akan menunjang aktivitas memasak seperti halnya yang dilakukan di rumah.

Makanan yang paling akrab dengan anak kost adalah Indomie, bon cabe dan kecap. Tiga unsur makanan ini seringkali menjadi kartu As bagi anak kost ketika mereka sedang kesulitan mencari hidangan yang mereka inginkan.

Begitupun di bulan Ramadhan ini. Dengan tidak adanya takjil gratis di masjid, ditambah lagi sulitnya mencari hidangan sahur atau buka puasa yang bisa mereka akses, para anak kost cenderung menggunakan kartu As mereka dengan menggunakan Indomie, bon cabe dan kecap untuk memenuhi kebutuhan primer mereka.

Tidak sehat? Tentu!!!, tapi kami percaya bahwa kami masih akan tetap terlindungi dari segala macam keburukan kesehatan ketika kami menggunakan kartu As kami dalam menyelesaikan solusi keterbatasan kami.

Semua anak kost pasti menginginkan makanan yang sehat. Sayur sop, ayam, tumis kangkung, buah-buahan segar, kurma dan lain sebagainya adalah dambaan bagi setiap orang yang kesulitan mendapatkannya.

Tapi, kami anak kost tidak akan menunggu di pinggir jalan untuk meminta bantuan kepada orang dermawan. Karena kami sadar bahwa bantuan lebih layak diberikan kepada orang yang lebih membutuhkan.

Paling tidak dengan kami berdiam diri di kamar dan masih menerapkan tatacara menghindari virus ini, kami sudah berperan dalam menjaga dan memutus rantai penyabaran virus, meskipun harus terkukung dan menjalani hari-hari dengan membaca buku, menulis artikel dan mengerjakan tugas kampus. Beruntung saya masih ditemani kucing kesayangan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun