Mohon tunggu...
M Fajarun Amin
M Fajarun Amin Mohon Tunggu... Penulis - Hanya Manusia

Menginginkan Indonesia Raya Lahir Batin selamanya.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Muhammad Yunnus, Grammen Bank, dan Ideologi Membangun Dunia tanpa Kemiskinan

25 April 2019   22:02 Diperbarui: 24 Juni 2019   11:32 300
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 


SEJARAH HIDUP MASA KECIL DAN MEREBUT KEMERDEKAAN BANGLADESH

"Human creativity is unlimited. It is the capacity of humans to make things happen which didn't happen before. Creativity provides the key to the solving our social and economics problem". (Muhammad Yunnus)

Ketika melihat wajah sang Ayah yang sangat mencintai anak - anaknya ini dari kejauhan dengan ikhtiarnya untuk mengembalikan kemuliaan manusia kembali, dengan membumikan konsep abadinya yakni memanusiakan manusia melalui Ekspansif buah pikirnya mengenai Konsep BISNIS SOSIAL. Dunia kini terasa menjadi semakin bergairah dan optimis dibuat olehnya.

Professor. Muhammad Yunnus, B. A., M. A., Ph. D nama lengkapnya. Sosok panutan. Seorang Ayah ideal bagi kaum milenial Indonesia sepatutnya, satu contoh nyata terbaik guru kehidupan semesta dan sekaligus pejuang kemanusiaan yang pada 2006 lalu diganjar gelar kehormatan kelas wahid Nobel perdamaian dunia dengan karya besar Grameen Banknya yang dinilai telah berpengaruh besar sebagai prototype atau percontohan pada upaya pemberantasan kemiskinan di seluruh dunia yang menjadi isu super penting sepanjang peradaban manusia.


Prof. Muhammad Yunnus ialah putra terbaik bangsa yang menjadi aset besar milik Negara Bangladesh. Ia dilahirkan pada 28 Juni 1940, di Desa Bathua Chittagong, Benggala Timur Bangladesh. Putra Bangladesh dari pasangan Haji Muhammad Dula Mia dan Sofia Khatun yang satu ini, pernah menikmati proses tempaan yang memengaruhi lika - liku jalan panjang cerita hidupnya. Pertama kalinya, ia awali perjalanan intelektualnya dengan mengenyam pendidikan di sekolah dasar Lambadzar, lulus dengan hasil memuaskan. Kemudian. Yunnus kecil selama tahun - tahun sekolahnya, ia lewati padatnya aktifitas hari - harinya dengan aktif sebagai sosok praja muda karya (pramuka) yang berjiwa penjelajah tiada tandingan.

Tepatnya. Pada 1952 ia pergi ke Barat Pakistan dan India, dan pada 1955 pun sempat menyempatkan diri menjelajahi dunia lebih jauh lagi untuk melancong ke Eropa, Amerika Serikat dan Kanada, kemudian  berlanjut pada 1959 ia teruskan jejak melalangbuananya menuju  Filipina dan Jepang untuk mengikuti kegiatan - kegiatan jambore. Yang kemudian benturan - benturan kisah hidupnya itu pun semakin lengkap pasca diterimanya di Dhaka University, Bangladesh.

Beberapa tahun  pasca kelulusannya, ia berhasil menerima beasiswa Fullbright di Universitas Vanderbilt dengan fokusnya menggeluti bidang ilmu perekonomian. Setelah dengan prestasi gemilang gelar M.A sukses diraihnya pada 1969, hal itu menjadi modal besar pintu pembuka yang mengantarkannya menjadi seorang asisten Professor ekonomi sejak 1969 - 1972 di Middle Tennesse State University, USA.

Hingga kecintaan nasionalisme dan penghormatan dirinya pada negara, yang menjadi tempat kelahirannya dan sekaligus sebagai rumah yang telah berjasa membesarkannya, kemudian berhasil membawa pulang kembali sang ekonom besar ini untuk pulang ke rumah yang mengenalkannya pada dunia yang sangat luas, untuk memimpin Departemen Ekonomi di Chittagong University, Bangladesh.

Fakta sejarah pun punya cerita atas sukses dirinya, ternyata tidak semudah itu jalan yang dilalui oleh M. Yunnus untuk bisa kembali ke kampung halamannya tercinta. Sebab. Sejak dirinya mulai tumbuh besar, dilingkungan tempat tinggalnya sedang berlangsungnya konflik internal Bangsa Bangladesh yang dimulai sejak runtuhnya kerajaan Inggris pada 1947 di Pakistan.

Dimana pada 1947 tersebut, India telah melahirkan satu negara baru yakni Pakistan dengan dua bagian wilayahnya; Zona Pakistan Barat dan Zona Pakistan Timur [mayoritas penduduk Benggala / pribumi yang terintimidasi dan cikal bakal Bangladesh].

Pada tahun itulah tabuh genderang dimulai. Simbol yang mengawali konflik berkepanjangan ini, yang semuanya berawal dari kepentingan politik negara kolonial bagian Barat dunia atas wilayah Pakistan Timur [cikal bakal Bangladesh] yang tidak ingin hilang dominasinya.

Dimana Benggala yang kala itu dibagi sebagai sebuah daerah sempalan di Pakistan Barat yang kemudian dinamai sebagai Pakistan Timur. Dhaka dinyatakan sebagai Ibu kotanya. Meskipun memiliki sumber daya dan dominan demografis Pakistan Timur yang lebih memadai, namun secara komposisi struktur pemerintahan dan militernya Pakistan sebagian besar didominasi oleh kelompok kelas atas (Negara Kolonial Barat) yang berkedudukan di Zona Pakistan Barat.

Geliat Pemerintahan yang didominasi oleh kelas atas Barat ini, sangat sering mengambil tindakan yang sangat membuat hati siapapun terenyuh perih seperti diskriminasi keadilan ekonomi, politik, keamanan, dan sosial budaya. Klimaksnya ialah saat tampilnya sikap otoriter untuk menerapkan Bahasa Urdu sebagai satu -- satunya Bahasa resmi yang kemudian memicu ketidakpuasan besar -- besaran di kalangan Pakistan Timur. Hingga akhirnya membuat darah para aktivis Pakistan Timur mendidih dan lahirlah letupan konflik besar antara  Pakistan Timur dan Pakistan Barat yang sangat mencekam.

Tepat, pada 21 Februari 1952 dengan terhimpunnya people power atau kekuatan masa Bangsa Pakistan Timur bersatu bangkit memprotes keras kebijakan yang sangat meresahkan ini. Hingga pada suatu ketika, aparat kepolisian dengan sikap tidak pedulinya pada mahalnya harga kemanusiaan mengangkat senjata dan menembakkan pelurunya kepada bangsa Pakistan Timur ini dan menewaskan beberapa siswa yang baru pulang sekolah karena berjuang mati - matian membela bahasa Ibu mereka. Perjuangan dari para martir ini yang pada akhirnya kini setiap 21 Februari diperingati sebagai Hari Bahasa Ibu Internasional.

Ketidakpeduliaan Barat terhadap isu dominasi Ekonomi dan Budaya ini pun, mengakibatkan terkonsolidasinya kekuatan politik yang semakin solid di Pakistan Timur dengan namanya yang kita kenal ialah Liga Awami sebagai suara politik yang dipimpin oleh Syekh Mujibburahman. Pada 7 Maret 1971 dalam pidatonya yang sangat membakar spirit di hadapan ratusan ribu bangsa Pakistan Timur, berupaya keras menyerukan persatuan dan bersiap siaga untuk melakukan perlawanan heroik habis - habisan atas pendudukan Pakistan demi pembebasan dan kemerdakaan yang sesungguhnya sebagai bangsa terhormat yang ingin benar -- benar merdeka dari kolonialisme internasional.

Setelah banyak kerusuhan politik dan diskriminasi wilayah yang terjadi, akhirnya Syekh Mujibburrahman mewakili perjuangan kubu Pakistan Timur bertindak cepat mengambil langkah maju inisiatif dengan memproklamirkan kemerdekaan Bangladesh, sebelum ditangkap pada jam -- jam awal tepat pada 26 Maret 1971 oleh militer Pakistan Barat. Presiden Yahya Khan dari kubu Pakistan Barat. Mengambil tindakan sewenang -- wenang dengan melakukan operasi Search Light pada penduduk sipil Bangladesh yang tidak berdosa.

Pemerintah penyelamat Bangsa Bangladesh yang dibentuk oleh Liga Awami setelah mengetahui ditangkapnya Syekh Mujibburrahman, kemudian mengambil tindakan strategis cepat dengan mengukuhkan Tajuddin Ahmad sebagai perdana menteri dan Syed Nazrul Islam sebagai Presiden Pelaksana pada 17 April 1971 untuk mengisi status quo.

Sebuah blok kekuatan perlawanan besar yang dikenal sebagai Mukti Bahini (Freedom Fighter) dibentuk dari Pasukan Bangladesh (terdiri dari pasukan regular Bengali) yang bersekutu dengan pejuang sipil. Dipimpin oleh Jenderal M. A. G. Osmani, Pasukan Pakistan Timur (Bangladesh) diorganisir menjadi sebelas sektor dan sebagai bagian dari Mukti Bahini, melakukan perang gerilya besar-besaran melawan Angkatan Bersenjata Pakistan Barat. Selama perang ini, seluruh dunia menguras air mata (turut berduka) karena harus menyaksikan peristiwa genosida Bangladesh 1971, di mana Angkatan Darat Pakistan dan sekutunya melakukan penghilangan nyawa manusia dalam skala yang amat luas kepada warga sipil, kaum religius, kaum intelektual, pemuda, politisi, aktivis, dan kelompok minoritas agama Bengali.

Di tengah banjir pertumpahan darah dan pengorbanan jiwa - jiwa Bangladesh yang tak terhitung jumlahnya. Akhirnya. Secara De Jure dan De Facto Angkatan Darat Pakistan, akhirnya pun menyatakan menyerah kepada Pasukan Sekutu Bangladesh - India pada tanggal 16 Desember 1971. Perang Pembebasan Bangladesh secara besar - besaran yang memakan waktu, air mata, dan siraman darah putra - putrinya selama kurang lebih selama sembilan bulan lamanya telah berhasil dimenangkan pada hari itu. Dan Bangladesh, dengan langkah mantap banyak janji dan harapan rakyatnya yang digantungkan dipundak pemimpinnya pun akhirnya memulai perjalanannya yang suci dan mulia sebagai Bangsa yang benar - benar merdeka.

PERAN STRATEGIS DIPLOMASI MUHAMMAD YUNNUS

"Poverty is not created by poor people. It is created by the system we have built. The institutions we have designed the policies and laws are we created". (Muhammad Yunnus).

Semasa Muhammad Yunnus belajar [kuliah] dan mengumpulkan pengetahuan di Middle Tenese State University, USA. 

Beberapa penelusuran yang dilakukan pada literatur mengatakan bahwa karakter Yunus adalah seorang pembelajar ambisius yang merasa canggung terhadap wanita berkaitan dengan asmaranya, hingga pada suatu ketika beliau harus dikenalkan oleh temannya sendiri kepada seorang perempuan saat menyelesaikan studinya dengan berbagai cerita yang turut dilaluinya.

Akhirnya pun, Yunnus menikah dengan wanita berkebangsaan Rusia yang sedang mengakhiri studi S2nya di bidang Sastra yang sealmamater dengan Muhammad Yunus Mengajar, perempuan yang bernama Vera Vorostenko pun  membangun rumah tangganya bersama Yunnus yang damai di sana meskipun umur pernikahannya hanyalah seumur jagung.

Pada 1971. Yunus mendengar kabar tidak menyenangkan dari kampung halamannya, bahwa Pakistan Timur yang mayoritas ialah penduduk pribumi (cikal bakal Bangladesh) diserang dan ditekan untuk menyerah oleh Pakistan Barat atas upaya gerakan kemerdakaan yang diperjuangkan oleh Pakistan Timur. Pakistan Timur pun melakukan perlawanan yang heroik di internal Negara Pakistan dan banyak terjadi peristiwa pertumpahan darah yang mengerikan sebagai fakta sejarah kelam.

Muhammad Yunnus yang mengetahui situasi yang bergejolak dan memanas di kampung halamannya. Maka bersama 6 kawannya dari Pakistan Timur dengan cepat tanggap melakukan upaya diplomatik di Washington DC, Amerika Serikat (markas PBB) dan melakukan upaya - upaya lobi secara massif pada banyak media pers dan duta - duta besar Negara lain dari seluruh dunia untuk mendukung kemerdekaan Bangladesh secara de facto dan de jure yang mayoritas penduduknya berasal dari penduduk Benggala / Bangsa pribumi.

Peristiwa yang menjadi luka bersama di tanah Pakistan pada 1971 ini. Sedikitnya tercatat, telah melayangkan 3 juta jiwa harapan Bangsa dan memaksa mengungsinya 10 juta penduduk ke India demi pembelian sebuah cita -- cita yakni kemerdekaan Bangsa Bangladesh atas intimidasi Pakistan Barat (afiliasi kaki tangan sekutu Barat).

PERJUANGAN YUNNUS PASCA DIRAIHNYA KEMERDEKAAN BANGLADESH SECARA MUTLAK DI BIDANG EKONOMI DAN KESEHATAN

" Young people should think in a different way, They should be Job - givers, not Job Seeker". (Muhammad Yunnus)

Sebagai Bangsa yang baru saja merdeka, Bangladesh tentu disibukkan dalam upaya rekonsiliasi dan rekonstruksi penguatan sistem kelembagaan pemerintahannya yang partisipatif dan responsif; Brainware, Hardware dan Software. Kondisi yang berantakkan merupakan suatu hal yang sangat wajar adanya, dimana semua pasang mata menyaksikan dan berusaha untuk saling menguatkan bahu - membahu membangun negara yang dicintainya ini, membangun Bangladesh dari nol dengan spirit api yang membara sebagai bangsa yang ingin benar - benar merdeka.

Tak dapat dipungkiri, sebagai negara yang baru dibentuk dan baru merayap perlahan membangun. Ditambah beban traumatik pasca perang saudara yang terjadi, menjadi tantangan berat tersendiri yang dihadapi Bangsa Bangladesh pada akhir 1971. Perekonomian yang serbalemah sehingga menimbulkan kemiskinan yang menjamur dimana -- mana merupakan suatu kisah tragis yang benar adanya kala itu.

Kemiskinan, Pengangguran, Kelaparan, Kriminalitas, Sulitnya akses terhadap air bersih, kesehatan yang buruk dengan diperparah oleh gizi buruk yang berkepanjangan menjadi kesangsian yang dilalui bangsa Bangladesh menuju kehormatan bangsanya di kemudian hari saat ini.

Yunnus sebagai tokoh cendekiawan yang disegani, berusaha keras untuk membuat perbaikan komprehensif secara bertahap untuk Bangladesh. Diawali dengan mengambil taktik strategis masuknya dirinya di Komisi Perencanaan Pembangunan Nasional Bangladesh kala itu. Namun karena ia tidak mendapat posisi yang strategis, akhirnya ia tidak dapat berbuat banyak di lembaga yang bersangkutan untuk mengabdikan dirinya lebih banyak pada negara tercintanya, Bangladesh.

Meskipun tidak mendapat posisi strategis. Ia tetap ikhlas dan terus menyampaikan usulan gagasan - gagasan konstruktifnya untuk perencanaan pembangunan nasional di Bangladesh. Pun tidak bisa berbuat banyak karena persoalan kewenangan. Lantas baginya itu tidak berpengaruh sedikit pun bagi sang ahli strategi ini untuk patah semangat dan lantas berdiam diri melihat banyaknya air mata silih berjatuhan dengan deras yang disaksikannya. Menghadapi situasi pelik yang sangat kompleks masalah yang dihadapi bangsanya; Kemiskinan, kelaparan, sulitnya akses terhadap air bersih dan gizi buruk yang merajalela. Beliau selalu menahan tangis, perih bercampur amarah dalam diri yang ditahan dan merenung di setiap malamnya.

Hingga pagi hari, ketika dirinya sedang berjalan menuju suatu tempat. Ia menemukan seorang pemulung yang ia ketahui ialah saudara sebangsanya [Bangladesh] yang hampir mati kelaparan karena kehinaan dari kaca mata sosial yang tidak diinginkan oleh siapa pun telah ganas menimpa dirinya. Muhammad Yunus pun, datang menghampiri dan berdialog dengannya dengan lembut menanyakan masalah yang dihadapinya yang pelik ini dengan sikap diri yang siap mendengarkan keluh kesahnya.

Setelah diketahui masalah yang dihadapinya. Muhammad Yunnus pun, memberikan uang tunai padanya untuk sekedar bisa membeli makanan beberapa hari ke depan. Tiba pulang di rumah, Yunus merenungkan segmentasi peristiwa yang ia alami tadi pagi. Seketika saja ia mendapatkan sebuah ide yang cukup gila bagi pendapat umum orang - orang normal.

Ide tidak waras itu pun secara nyata di awali dengan dirinya mulai meminjamkan uang pribadinya kepada para pemulung di sekitar kediamannya dengan bunga 0% tanpa jaminan apapun dan mekanisme pengembalian melalui cicil secara kolektif yang didasari atas dasar trust yang tinggi. Pertama -- tama. ia berhasil berjumpa dengan 9 saudara sebangsa Bangladesh dengan aktifitasnya yang semula sesama memulung, setelah mendapat pinjaman superlunak tersebut, mereka pun beralih aktifitas untuk menjual suatu produk / makanan siap saji dan terus mengemangkan usahanya secara perlahan tapi pasti.

Alasan semula mengapa ia berani mengambil keputusan untuk melakukan tindakan spektakuler seperti itu. Sederhana sekali, pikiran dan prinsipnya hanya didasari keyakinan dirinya atas keinginan setiap orang yang lemah agar bisa memperbaiki kehidupannya, dan tentunya lingkungan sekitarnya tentu hampir dipastikan akan selalu mendukung si miskin agar keluar dari kemelut kemiskinannya semampunya.

Beberapa waktu setelah uji cobanya itu. Prof. Yunnus pun, mengamati fenomena ini secara teliti. Di luar prediksinya, ternyata kelancaran pengembaliannya hampir mencapai 100%. Akhirnya. Yunnus menyadari hal ini ialah suatu hal yang sangat penting untuk kita perjuangkan yakni bagaimana bersama - sama menciptakan perbankan bagi saudara -- saudara kita yang kurang beruntung di Bangladesh kala itu sebagai apa yang kita sebut dengan sebutan bisnis sosial dalam rangka perwujudan kesalehan sosial Muhammad Yunnus bagi saudara sebangsanya.

Bermodal idealisme yang kokoh, beliau menjalankan dan mengembangkan konsep bisnis sosial ini. Dengan menciptakan pola pengendalian dan strategi efektif agar para peminjam yang notabenenya berangkat dari kelas sosial tidak mampu, ia terus secara konsisten mengupayakan agar kelompok -- kelompok ini tetap bisa meminjam modal untuk dirinya mendapatkan modal usaha.

Dalam perjalanannya kemudian, ia sangat kenyang dihujani banyak kritikan destruktif atas pemikirannya yang radikal itu. Sang ahli strategi hebat ini pun, tetap tegar pada pendiriannya dan berusaha keras untuk bagaimana hanya terus berfokus mencarikan kreditur yang mau meminjamkan uang / modal kepada nasabah tanpa adanya jaminan yang perlu diberikan, dan pembayarannya dicicil dengan dipikul secara kolektif bersama - sama dengan bunga yang sangat - sangat rendah sekali. 0%.

Asumsinya, bila ada jaminan untuk meminjam. Logikanya mudah. Maka nasabah [kaum papa] yang ditarget tersebut tidak akan mungkin sanggup meminjamnya, karena mereka tidak punya jaminan apapun selain komitmen janji rasa kepercayaan antar sesama yang diikrarkan.

Melalui berbagai upaya yang ditempuhnya dengan lika - liku yang sangat tidak mudah. Muhammad Yunnus pun berhasil mendapatkan mitra kreditur yang berkenan menjalin kerja sama dalam bisnis sosial ini saat itu. Perusahaan Minuman cukup popular. Sebut saja Yogurt namanya, meski hanya baru berkutat dalam skala yang terbatas. Hal ini dimaksimalkan oleh Yunnus untuk menjadikan cikal bakal Grameen Bank yang menjadi institusi pengelolanya.

Selain itu diawal kerjasamanya dengan Yoghurt, diketahui pula bahwasanya di kampung halamannya sedang terjadi krisis makanan bergizi sehingga telah mengakibatkan meledaknya kasus gizi buruk yang sangat luas di zona Bangladesh. 

Yunnus pun berpikir keras untuk mencari solusi yang tepat atas masalah yang dihadapi bangsanya saat itu. Didapatilah ide gemilangnya untuk memfortifikasi atau menambah kandungan zat gizi di dalam minuman Yoghurt yang kemudian dibagikan secara gratis pada anak - anak Bangladesh untuk memenuhi kecukupan gizi mikronya. Sebagai bagian investasi pembangunan manusia jangka panjang Bangladesh. Ia ingat pada pepatah China, bila kita ingin hidup satu hari, maka tanamlah bibit dalam pot. Bila kita ingin hidup selama bertahun - tahun, tanamlah bibit itu dalam lahan bebas. Bila kita ingin hidup selamanya yang panjang, maka tanamlah bibit dan bangunkan manusianya agar berkualitas.

Benar saja. Dalam rentang waktu selama 9 tahun kemudian, ternyata menunjukkan hasil yang sangat memuaskan atas upaya cerdas itu. Terbukti, upayanya mampu menekan kematian akibat gizi buruk yang mestinya menjadi beban dan yang harus dihadapi oleh Bangladesh saat itu.

Hingga akhirnya, Yunnus pun membangun institusinya yang bernama Grameen Bank untuk melembagakan misi kemanusiaannya agar lebih kuat dengan melakukan ekspansi dan bekerja sama dengan Danone Group untuk melakukan upaya yang memberikan manfaat lebih luas lagi bagi masyarakat Bangladesh khususnya dan masyarakat dunia pada umumnya. Kemudian, oleh sebab sikap ksatria dan pikiran besarnya itulah,  dengan penuh penghargaan yang sangat besar padanya, pada 2006 atas upaya panjangnya itulah ia pun dianugerahi penghargaan Nobel Perdamaian Dunia yang sangat berpengaruh. Sebagai juru pembaharu yang Sukses membangun dunia tanpa kemiskinan.

#Sharing, Connecting, and Growing UP Together.

REFERENSI

Anonymous. "Bioghraphy of Professor Muhammad Yunnus". Artikel di akses pada 28 Januari 2018 dari https://www.nelsonmandela.org/images/uploads/Yunus_Bio_LT.pdf

Anonymous. "History of Bangladesh". Artikel diakses pada 28 Januari 2018 dari http://visitbangladesh.gov.bd/about-bangladesh/history-of-bangladesh/.

Anonymous. "Muhammad Yunnus Bioghrapical". Artikel diakses pada 28 Januari 2018 dari https://www.nobelprize.org/nobel_prizes/peace/laureates/2006/yunus-bio.html

Banker to the Poor: "The Autobiography of Muhammad Yunnus, Founder of Grameen Bank, by Muhammad Yunus", Oxford University Press, ISBN 0-19-579537-7

Kasali, Rhenald. SELF DRIVING Menjadi Driver atau Passenger?. Jakarta: Mizan. 2014

Mohammad, Mhardy. Hidup adalah sebuah misi besar. Jakarta: Mahakarya Publisher Indonesia. 2015.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun