Mohon tunggu...
Muhammad Fachri
Muhammad Fachri Mohon Tunggu... Freelancer - #OpenToWork

Mengisi waktu untuk menulis.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Isu di Balik Kematian Soekarno

21 Juni 2020   10:58 Diperbarui: 10 Juni 2021   13:06 7672
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Fatmawati ketika menjenguk Soekarno (sumber: Merdeka, 22 Juni 1970;1)

Pagi hari, 21 Juni 1970 masyarakat Indonesia ditinggalkan oleh sosok yang berjasa memperjuangkan kemerdekaan bangsa Indonesia, yaitu Soekarno. 

Namun, wafatnya Soekarno bukan hanya meninggalkan kenangan bagi bangsa Indonesia, tetapi juga meninggalkan berbagai kabar yang tidak jelas asal-usulnya dan tidak terjamin kebenarannya. 

Isu ini pernah kembali terangkat sekitar tahun 2008 setelah Soeharto wafat. Berbagai isu wafatnya Soekarno salah satunya sering dikait-kaitkan dengan kejahatan orde baru.

Pertama, masyarakat Indonesia sudah tahu bahwa Soekarno wafat sebagai tahanan politik. Ia diasingkan di rumah tahanan oleh Soeharto yang pada saat itu sudah mengambil takhta kekuasaan dari Soekarno. Pada saat itu Soeharto memiliki seribu satu cara untuk mengambil kekuasaan dari Soekarno hingga akhirnya dengan rapi berhasil menyingkirkan sang proklamator sekaligus penyambung lidah rakyat Indonesia.

Kedua, sebelum Soekarno wafat, Soekarno jatuh sakit. Soekarno sudah mengalami sakit menahun dan terakhir dirawat di Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) sejak selasa 16 Juni 1970. 

Baca juga: Ida Ayu Nyoman Rai: Kisah Cinta Orangtua Soekarno

Tim medis yang menangani Soekarno mengabarkan bahwa keadaan sang proklamator sudah membaik, kabar ini  muncul 19 Juni 1970. Pada hari yang sama, menurut Fatmawati penyebab Soekarno sakit adalah karena ia hidup dalam kesendirian dan Soekarno belum pernah dijenguk oleh Fatmawati.

Ketiga, Soekarno diketahui sudah mengidap penyakit batu ginjal dan tekanan darah tinggi. Soekarno sudah mengajukan permohonan untuk segera dibelikan obat-obatan, namun tidak kunjung mendapat perhatian. Sempat akan dilaksanakan operasi ginjal namun tak kunjung dilakukan karena alasan kesehatan, sehingga ginjalnya tidak befungsi dengan baik.

Keempat, keadaan Soekarno kembali memburuk pada malam 20 Juni 1970. Tim medis kembali mengabarkan bahwa Soekarno tidak sadarkan diri sejak pukul 03:50 tanggal 21 Juni 1970. 

Pagi hari, sekitar pukul 07:00 tim medis mengeluarkan pendapat bahwa Soekarno telah meninggal, sontak hal ini menjadi kabar duka bagi bangsa Indonesia. Sang proklamator kini sudah tiada, Menteri Penerangan, Budiarjo mentampaikan rasa bela sungkawanya sekaligus mengumumkan masa berkabung nasional selama 7 hari.

Baca juga: Saktinya Lidah Soekarno, Orasi hingga Sembuhkan Orang Sakit

Kelima, pemakaman Soekano turut dipolitisasi. Soeharto sebagai pemangku kebijakan pemerintahan melakukan pertemuan dengan pimpinan partai politik, pimpinan Dewan Perwakilan Rakyat, dan ketua Dewan Perwakilan Agung membahas mengenai penyelenggaraan upacara dan menetapkan pemakaman kenegaraan sebagai bentuk penghargaan kepada Soekarno. Soeharto dan pejabat pemerintahan lainnya menetapkan pemakaman Soekarno ditempatkan di Blitar.

Prosesi Upacara Pemakaman Soekarno (sumber: Merdeka, 24 Juni 1970: 1)
Prosesi Upacara Pemakaman Soekarno (sumber: Merdeka, 24 Juni 1970: 1)
Padahal beberapa hari sebelum Soekarno wafat, dirinya menyampaikan keinginannya kepada salah seorang perawat bahwa ia ingin menjumpai anaknya Kartika Sari. Pihak yang berwenang mengusahakan pertemuan antara Soekarno dengan Kartika Sari, akhirnya Kartika Sari bersama Ibunya Ratna Sari Dewi berhasil didatangkan dan dipertemukan dengan Soekarno. 

Soekarno juga berwasiat bahwa ia ingin sekali beristirahat di bawah pohon yang rindang, dikelilingi pemandangan yang indah, di sebelah sungai dengan air yang bening, berbaring di antara perbukitan dan ketenangan dengan berhawa dingin, di pegunungan, daerah Priangan yang subur di mana Soekarno bertemu pertama kali dengan petani Marhaen.

Namun wasiat itu tidak diindahkan oleh Soeharto yang tetap memutuskan pemakaman dilaksanakan di Blitar dengan alasan bahwa Soekarno memiliki kedekatan dengan ibunya. 

Pada analisa lainnya, sejumlah sejarawan berpendapat bahwa keputusan Soeharto memakamkan Soekano di Blitar karena terlalu berbahaya apabila makam Soekarno terlalu dekat dengan Jakarta karena akan mengganggu stabilitas pusat negara, tampak bahwa orde baru masih takut akan kharisma pemimpin besar revolusi, meskipun sudah wafat.

Baca juga: Sepak Terjang Ir. Soekarno Sebelum Kemerdekaan Indonesia

Keenam, secara resmi upacara pemakaman selesai menjelang maghrib sekitar pukul 18:00 (Kompas, 24 Juni 1970;1), makam segera dipenuhi rakyat bahkan disebutkan sampai pohon-pohon kelapa dipenuhi oleh rakyat. 

Kondisi sempat tidak kondusif, kekhawatiran bertambah ketika tiba-tiba segerombolan orang berjumlah sangat besar (sekitar 3000 orang) datang setelah prosesi pemakaman (Merdeka, 25 Juni 1970).

 Isunya beberapa kelompok menginginkan agar jenazah Soekarno dipindahtempatkan ke tempat lain dengan dalih kelompok tersebut mendapat wasiat dari Soekarno. Disisi lain menyebutkan bahwa pemakaman Soekarno tidak sah secara Islam karena dimakamkan di dalam peti.

Terlalu banyak reaksi dan perbuatan yang timbul, hingga tersebarnya isu keterlibatan Soekarno dengan G30S. Keterlibatannya ini mulai terlihat ketika Soekarno meyakini dan menyetujui Deklarasi Marhaenisme yang membuat buruh tani sebagai Sokoguru Partai. 

Tertuduhnya Soekarno terhadap kasus keterlibatannya terhadap G30S menjadi suatu pembahasan, Pengadilan masih menunggu kesehatan Soekano untuk pulih agar dapat diadili, namun kesehatannya tak pernah pulih dan menghabiskan sisa umurnya dalam penyakitnya juga sebagai tahanan politik yang yak terbebaskan (Merdeka, 23 Juni 1970).

*Disclaimer, Tulisan ini hanya sebagian kecil isu yang muncul dari kematian sang proklamator. Tulisan ini juga sebagian besar diambil dari buku yang pernah dibuat oleh kelompok saya ketika masa kuliah,  khususnya dalam membahas kematian sang proklamator. Sumbernya berasal dari koran-koran yang sezaman.

DAFTAR PUSTAKA

Buku
Tashadi, dkk. 1999. Tokoh-Tokoh Pemikir Paham Kebangsaan: Ir.Soekarno dan K.H. Ahmad Dahlan. Jakarta: CV. Ilham Bangun Karya.
Adam, dkk. 2014. Maulwi Saelan Penjaga Terakhir Soekarno. Jakarta: Kompas Media Nusantara.

  • Berita Surat Kabar
    Gatra, 19 November 1994. "Skenario Tampaksiring".
    Harian Independent, 29 Juni 1970. Hal. 1. "Si Lumpuh dari Gunung Kidul Bertemu dengan BK".
    Kompas, 22 Juni 1970. Hal. 1. "Dokter Ir. Soekarno Meninggal Dunia".
    Kompas, 22 Juni 1970. Hal. 1. "In Memoriam Dr. Ir. Soekarno".
    Kompas, 22 Juni 1970. Hal. 1. "Pertemuan Terakhir dengan Dewi".
    Kompas, 22 Juni 1970. Hal. 2. "Bung Karno Wafat".
    Kompas, 24 Juni 1970. Hal. 10. "Blitar Diluberi Manusia".
    Kompas, 15 Januari 2008. "Stigma Soekarno dan Soeharto?".
    Merdeka, 19 Juni 1970. "Ir.Soekarno  Ingin Mati Dalam Pelukan Dewi".
    Merdeka, 22 Juni 1970. "Adam Malik tentang Bung Karno: Belum Ada Bukti Ia Terlibat dalam G 30 S"
    Merdeka, 22 Juni 1970. "Hari ini dimakamkan di Blitar".
    Merdeka, 22 Juni 1970. "Perhatian Presiden Soeharto Tjukup Besar".
    Merdeka, 23 Juni 1970. Hal. 1 - 3. "Berjuta-juta Rakyat menyatakan Hormat Terakhir Pada Presiden RI yang Pertama, Pemimpin Rakyat Indonesia yang Menderita".
    Merdeka, 24 Juni 1970. "Djenazah Putra Agung Negara Dimakamkan di Blitar Disaksikan oleh Ratusan Ribu Rakjat".
    Merdeka, 25 Juni 1970. Hal. 1. "BK  Selalu Bikin Pusing".
    Merdeka, 28 Juni 1970. "Bung Karno Meninggalkan Kita".
    Merdeka, 28 Juni 1970. "Setelah Jatuh Bangkit Dalam Tantangan".
    Merdeka, 30 Juni 1970. "Tahan & Usut Dewi Soekarno".
    Pos Kota, 25 Juni 1970. "Keselamatan Kuburan BK Dikhawatirkan".
    Pos Kota, 25 Juni 1970. "Sekneg Alamsjah Sedia Bantu Keluarga BK".
    Warta Berita, 22 Juni 1970. Hal. 1. "Ir. Soekarno Meninggal Dunia".
    Warta Berita, 22 Juni 1970. Hal. 10. "Ir. Soekarno".

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun