Mohon tunggu...
Acek Rudy
Acek Rudy Mohon Tunggu... Konsultan - Palu Gada

Entrepreneur, Certified Public Speaker, Blogger, Author, Numerologist. Mua-muanya Dah.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Saktinya Lidah Soekarno, Orasi hingga Sembuhkan Orang Sakit

31 Mei 2021   05:36 Diperbarui: 1 Juni 2021   06:57 526
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Saktinya Lidah Soekarno, Benar Bisa Sembuhkan Orang Sakit (merdeka.com)

Sebagian orang Indonesia masih percaya dengan hal gaib. Menjadi bagian dari masyarakat. Jejaknya telah berlangsung sejak berabad-abad silam.

Era bisa berubah, tapi keyakinan tidak bisa lepas begitu saja. Jauh sebelum "Tuhan" itu dikenal, kepercayaan animisme telah menjadi Tuan.

Kekuasaan identik dengan kekuatan supranatural. Begitu pula dengan para pemimpin.

Raja-raja Nusantara memiliki kekuatan paranormal. Presiden RI pun diyakini memiliki kemampuan batin.

Jika bukan kemampuan spiritual, adalah benda keramat yang memberinya kekuatan adikodrati. Kisah beredar, masyarakat menjadikannya legenda.

Termasuk Soekarno, Presiden RI Pertama

Bung Karno memang berkharisma. Salah satunya adalah orasinya yang luar biasa. Di zaman dulu, banyak yang menghentikan aktivitasnya hanya untuk mendengarkan suara Sang Bung di radio.

Masyarakat pun dengan mudah menghubungkannya dengan kekuatan mistis. Benda sakti Tongkat Komando yang dituduh. Menjadi penyebab orasi Soekarno garang terdengar.

Memang Soekarno adalah satu-satunya Presiden RI yang tampil dengan tongkat komando. Mungkin ini terkait dengan jabatannya sebagai panglima tertinggi Angkatan Bersenjata di eranya.

Desas-desus yang beredar, tongkat sepanjang 30cm itu memiliki kekuatan magis. Tersebab, kemana pun sang proklamator berada. Dalam atau luar negeri, bersantai atau berorasi, tongkat itu tak lepas dari genggaman.

Diceritakan bahwa di dalam tongkat komando tersebut ada sebilah keris. Tapi, hanya lempengannya saja. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun