Mohon tunggu...
Meyra Tabitha
Meyra Tabitha Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa Universitas Jember

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Peningkatan Ekonomi Selaras dengan Problematika Sampah

7 September 2022   21:40 Diperbarui: 7 September 2022   22:06 395
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bupati Jember dan Ketua TP PKK Ikut Tampil dalam Grand Carnival JFC 2022 (dokpri)

Kemungkinan kedua adalah kurangnya petugas kebersihan. Membludaknya masyarakat yang menonton event-event besar berbanding lurus dengan sampah yang dihasilkan. 

Dalam hal ini, pemerintah kabupaten Jember diharapkan menerjunkan banyak petugas kebersihan untuk membersihkan sisa sisa sampah. Apabila petugas kebersihan yang diterjunkan hanya sedikit, mereka akan sangat kewalahan membersihkan sampah-sampah yang berserakan saat event telah berakhir. Hal tersebut akan membuat mereka tidak dapat bekerja secara maksimal untuk membersihkan ruas-ruas jalan dari sampah sehingga lingkungan akan tetap terlihat kotor.

Kemungkinan selanjutnya adalah rendahnya kesadaran masyarakat dalam membuang sampah pada tempatnya. Dilihat dari event-event sebelumnya, masyarakat lebih memilih untuk membuang sampah sembarangan dan bersikap acuh terhadap kebersihan lingkungan pada saat event berakhir. Hal itulah yang membuat sampah selalu menjadi pemandangan setelah event digelar di Jember, termasuk di beberapa event peringatan HUT kemerdekaan RI ke-77 ini. Seharusnya masyarakat bisa membantu pekerjaan para petugas kebersihan dengan membuang sampah di tempat yang telah disediakan. Atau jika memang belum menemukan tempat pembuangan sampah karena sarana dan prasarana yang terbatas, masyarakat bisa membawanya terlebih dahulu hingga mereka menemukan tempat sampah.

Sugiyarto, Kepala Dinas Lingkungan Hidup mengatakan bahwa sampah kerap menjadi masalah setiap event besar selesai dilaksanakan seperti contohnya pada kegiatan Jember Fashion Carnaval dan karnaval pelajar. Di dalam dua karnaval tersebut, Dinas Lingkungan Hidup mencatat volume sampah yang dihasilkan oleh masyarakat yang sedang menonton. 

Pada saat berlangsungnya karnaval pelajar, sampah yang berhasil dikumpulkan sepanjang rute pawai kernaval berjumlah 4 ton sampah, sedangkan pada saat berlangsungnya Jember Fashion Carnaval selama 2 hari, sampah yang berhasil dikumpulkan berjumlah 16 ton sampah. Hal tersebut membuktikan bahwa memang event-event besar yang digelar di Jember juga memiliki sisi negatif, yaitu menumpuknya sampah sehingga dapat mengganggu keindahan lingkungan.

Berlangsungnya event-event besar di Kabupaten Jember ternyata memiliki sisi positif dan juga sisi negatif. Seperti yang sudah dijelaskan diatas, kegiatan-kegiatan yang digelar dalam rangka memeriahkan kemerdekaan Republik Indonesia ke-77 ini memiliki dampak positif bagi warga Kabupaten Jember. Bukan hanya bertujuan untuk menghibur dan mengenalkan tentang seni budaya saja, kegiatan-kegiatan tersebut juga dapat meningkatkan perekonomian Kabupaten Jember yang sempat dilanda pandemi dua tahun terakhir. 

Dengan adanya event atau perayaan besar seperti karnaval, membuat para pedagang-pedagang tertarik untuk berjualan pada saat berlangsungnya acara tersebut. Selain itu kegiatan pameran seperti Pekan Raya Jember juga memicu masyarakat untuk datang dan membeli produk-produk hasil UMKM. Hal itu diyakini Hendy sebagai Bupati Jember untuk dapat memajukan kembali ekonomi kerakyatan. Tidak hanya di pusat kota, kemajuan perekonomian ini dirasakan di banyak desa hingga kecamatan yang ada di Jember. 

Hendy berpendapat jika semua warga termasuk pemerintah Kabupaten Jember dapat bekerja sama dan saling bergotong royong, peluang ekonomi untuk meningkat dan pulih kembali menjadi lebih cepat. Namun membludaknya sampah menjadi sisi negatif dari berlangsungnya kegiatan di bulan kemerdekaan setiap tahunnya. Sampah-sampah yang dihasilkan dari kegiatan karnaval tidak dalam jumlah sedikit melainkan berton-ton. 

Tentunya hal itu merusak pemandangan kota yang awalnya terlihat asri menjadi kumuh. Jika tidak ada kesadaran dari masyarakat untuk membuang sampah pada tempatnya, problem sampah ini akan terus berlanjut hingga tahun-tahun berikutnya. Bukan hanya dari kesadaran masyarakat saja, sarana dan prasarana yang kurang memadai untuk membuang sampah juga menjadi faktor tidak berakhirnya masalah sampah ini.

Perlunya kerja sama yang baik dari seluruh masyarakat Kabupaten Jember untuk meminimalkan volume sampah yang dihasilkan dari acara-acara besar. Tidak hanya masyarakat, pemerintah Kabupaten Jember juga harus ikut andil dalam permasalahan sampah ini. Pemerintah dapat memberikan sosialisasi kepada masyarakat secara langsung ataupun melalui sosial media. Dengan sosialisasi itulah pemerintah dapat menumbuhkan kesadaran kepada masyarakat tentang pentingnya mengelola sampah. 

Banyaknya masyarakat yang ikut memeriahkan acara membuat sampah yang dihasilkan juga semakin banyak, dalam hal ini pemerintah juga harus menyediakan sarana dan prasarana yang memadai untuk masyarakat membuang sampah, seperti menyediakan banyak tempat sampah di sepanjang trotoar jalan yang akan dilalui pawai karnaval. Pemerintah juga dapat bekerja sama dengan Dinas Lingkungan Hidup untuk melibatkan relawan peduli lingkungan dalam upaya mengurangi sampah agar dapat membantu petugas kebersihan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun