Mohon tunggu...
Meutia Febrina
Meutia Febrina Mohon Tunggu... -

Menulis adalah bentuk pelarian yang paling sopan

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Yang Berakhir, Biarlah Terkubur

22 Februari 2017   11:27 Diperbarui: 24 Februari 2017   04:00 257
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Mereka berdua terduduk, yang satu menyerah, yang satu mempertahankan mati-matian. Ya, keduanya sudah tak sejalan lagi. Entah apa yang membuat Arya mengatakan kalimat ini. Kalimat yang mengubah hidup Risa selamanya.

“Gue gak bahagia sama elo, Sa” ucap Arya malam itu.

Singkat, cuma lima kata. Tapi sangat membuat Risa terpukul. Risa tidak tahu mengapa alasannya ia ditinggalkan hanya karena alasan Arya tidak bahagia dengan dia. Risapun pergi, tanpa mengucap satu katapun. Mereka berpisah.

**

Jumat, 6 Agustus 2015

Malam ini Risa kembali terbangun. Tapi ia sudah tidak menangis lagi. Ia jauh lebih tabah dari malam-malam sebelumnya. Kali ini ia memilih menghadapi kehilangan dengan cara berbeda, yaitu menghadapinya.

**

Rabu, 4 Januari 2017

Satu tahun berlalu. Semesta berkonspirasi mempertemukan mereka di sebuah acara pernikahan teman Risa. Risa sudah tahu bahwa bakal ada Arya di pesta ini karena dia juga kenal dengan si pengantin. Awalnya ia memang enggan untuk menghadirinya, namun ia kadung sudah janji sama si empunya acara yang notabene salah satu kawan baik Risa.

Benar saja, ketika sedang mengambil minuman, sebuah suara yang sudah ia hapal betul memanggil namanya dari belakang.

“Risa,” ujar si pemilik suara.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun