Begitulah asal mula perkenalan Risa dengan Arya pada awal April 2014 lalu. Arya Fihat, jurnalis salah satu surat kabar ekonomi yang saat inisudah resmi menjadi ‘partnernya’. Kenapa partner? Ketimbang pacar, Risa dan Arya lebih nyaman menyebut hubungan mereka ini dengan kata ‘partner’.
Arya Firhat, pria introvert dengan tinggi 175cm, berambut lurus dan berkulit sawo matang. Arya merupakan pria paling sederhana yang pernah ia kenal dalam hidupnya. Ia mengajarkan Risa untuk berbahagia dan melihat dunia dengan cara yang sederhana. Bahwa kebahagiaan sejatinya bukan dari materi, tapi mencukupkan diri dan menghargai apa yang kita punya.
Pekerjaan Risa dan Arya yang sama-sama seorang jurnalis membuat mereka saling klop. Mereka berbeda jobdesk. Risa adalah wartawan yang sering meliput tentang dunia perpolitikan di Indonesia, sementara Arya adalah jurnalis yang sehari-harinya meliput di desk ekonomi. Tidak heran, keduanya sama-sama punya banyak hal yang menarik untuk diceritakan saat bertemu.
Mereka juga memiliki hobi yang sama yaitu jalan-jalan. Akhir pekan sering dihabiskan oleh mereka pergi ke gunung, sungai,taman, danau ataupun pantai. Arya suka gunung dan suka udara dingin. Sementara Risa justru tidak suka gunung. Ia lebih suka hangatnya pasir pantai, laut, bau garam, dan senja.
“Alasannya simpel, aku ndak kuat nanjak,” ujar Risa waktu itu.
Pernah suatu ketika, Risa diajak mendaki bukit dengan berjalan kaki untuk menuju sebuah wisata air terjun di daerah Bogor. Jalanannya menanjak dan penuh bebatuan. Risa rasanya mau pingsan.
“Ayo Risa. Kamu bisa kok. Udah mau sampe. Itu dikit lagi itu air terjunnya udah kelihatan,” ujar Arya mencoba menghibur sambil mengulurkan tangannya.
Padahal Risa tahu betul, sebenarnya perjalanan mereka masih lumayan jauh. Tapi ia berusaha untuk tidak menyerah karena ada Arya yang selalu menyemangatinya, yang mengulurkan lengannya.
**
Maret 2016
Taman Suropati Jakarta pukul 19.00 WIB.