Orang-orang kalah yang menangis di sudut malam, mengadu pada rembulan, pada bintang-bintang dan pada yang ada di atas sana.
Mereka yang telah terbiasa berkelahi dengan rasa lapar yang menggigit sendiri setiap ruas tulang di tubuhnya.
Mereka yang telah terbiasa berkelahi dengan rasa haus yang menghirup sendiri setiap tetes darah di urat nadinya.
Mereka yang telah terbiasa mengangkat cawan yang berisi angin dan mangkuk kosong yang telah lama dikutuk.
Mereka yang telah terbiasa memakan sekerat roti yang terbuat dari angan-angan, dan meminum seteguk anggur yang terbuat dari air liur.
Mereka yang telah ditinggalkan oleh waktu, yang roda-rodanya menggilas setiap keinginan mereka hingga menjadi airmata.
Mereka orang-orang yang terpinggirkan, yang dijadikan simbol kemalasan, dan yang disamakan dengan debu.
Namun ingatlah, di lidah mereka ada doa yang mustajab, yang lebih bertuah daripada pedang excalibur untuk memotong segala macam kesombongan.