Mohon tunggu...
Meti Irmayanti
Meti Irmayanti Mohon Tunggu... Lainnya - senang membaca, baru belajar menulis

Dari kota kecil nan jauh di Sulawesi Tenggara, mencoba membuka wawasan dengan menulis dan membaca

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Dunia

7 Agustus 2020   07:29 Diperbarui: 7 Agustus 2020   07:25 84
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar oleh Myriam Zilles dari Pixabay

Dunia melenakan kita, terbuai dalam ayunan mimpi tak berujung

Berjalan bangga dengan kesadaran yang tertidur di pojok hati

Dunia melalaikan kita dari bekal bagi hidup dan juga mati

Seumpama burung yang terbang mencari ujung langit

Kehidupan membelenggu kita, terkungkung hingga akhir perjalanan

Mendekam, lalu terlena hingga hanyut dalam riang menuju penyesalan

Kehidupan mentulikan kita dari ratapan orang-orang yang mati tapi juga hidup

Seumpama panglima perang mencari kejayaan dengan ujung pedang

Dimana lagi akan kau cari penyesalan, jika pintu terakhir telah tertutup

Meski kau ukir doamu di lidah matahari, dan kau teriakkan dari ujung bintang

Di sini dan di sana engkau selalu meninggalkan orang yang meratap

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun