Mohon tunggu...
Mesriama Marbun
Mesriama Marbun Mohon Tunggu... Mahasiswa

Nonton

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Misteri Putri Hijau : Aura Sakral yang Bikin Merinding di Tengah Keheningan Situs Legendaris Tanah Deli

20 Mei 2025   00:04 Diperbarui: 20 Mei 2025   00:04 21
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto : Makam Putri Hijau Sumber : Dokumentasi Langsung Desa Suka Nalu

Suasana hening menyelimuti kawasan Benteng Putri Hijau di Desa Sukanalu, Kecamatan STM Hulu,  Sumatera Utara, pada Kamis, 15 Mei 2025. Puluhan pengunjung yang datang dari Medan  tampak tak kuasa menyembunyikan rasa kagum dan takjub---sebagian bahkan mengaku merinding saat memasuki area yang diyakini sebagai peninggalan legendaris Putri Hijau, sosok sakral dalam sejarah dan cerita rakyat Tanah Deli.

Benteng yang dipenuhi batu-batu besar berlumut itu memang terlihat sederhana secara fisik. Namun begitu pengunjung melangkah ke dalam kawasan inti, atmosfernya berubah drastis. Angin sejuk, senyap alam, dan aura mistis yang mengelilingi situs ini menciptakan sensasi spiritual yang kuat.

Menurut cerita turun-temurun, Putri Hijau adalah sosok bangsawan wanita dari Kerajaan Deli yang terkenal karena kecantikannya, kesucian hatinya, dan kekuatan gaibnya. Ia dikisahkan berubah menjadi naga hijau untuk melindungi kerajaannya dari serangan musuh. Versi lain menyebut ia menghilang bersama istananya, menyatu dengan alam dan menjaga tanah leluhurnya secara spiritual.

Cerita itu bukan hanya legenda bagi masyarakat sekitar, tetapi diyakini benar-benar pernah terjadi. Oleh karena itu, tempat ini dianggap sakral dan tidak boleh sembarangan diperlakukan. pengunjung pada 15 Mei 2025 datang tidak hanya untuk wisata, tetapi juga untuk meditasi dan ziarah budaya. Beberapa tampak menundukkan kepala, berdoa, atau hanya duduk diam di antara batu-batu besar.

Hari Kamis, 15 Mei 2025, menjadi bukti bahwa kisah Putri Hijau bukan sekadar dongeng, tetapi legenda yang masih hidup dalam batin dan kesadaran masyarakat. Kesakralan situs ini bukan hanya dirasakan, tapi juga dihormati, membuat siapa pun yang datang meninggalkan tempat ini dengan perasaan takjub, tenang, dan merinding dalam keheningan.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun