Saya menyaksikan bagaimana dominasi IE mempercepat adopsi, tapi juga memicu kritik soal monopoli. Banyak situs hanya bisa tampil optimal di satu browser. Muncul label seperti "Best viewed in Netscape" atau "Best viewed in IE", sebuah pengingat bahwa standar web belum seragam, dan pengguna harus memilih kubu.
Sebagai pengguna aktif, saya belajar bahwa memilih browser bukan sekadar teknis, tapi juga sikap terhadap keterbukaan, interoperabilitas, dan kebebasan informasi.
E-Commerce dan Jejak Awal Belanja Digital
Di tahun yang sama, Amazon mulai menjual lebih dari sekadar buku. eBay melakukan IPO. GeoCities menjadi tempat pengguna membangun homepage pribadi, sebuah bentuk ekspresi digital yang sangat personal.
Saya sempat mencoba membuat halaman pribadi di GeoCities, meski terbatas oleh bandwidth dan waktu.Â
Tapi di sanalah saya mulai memahami bahwa internet bukan hanya ruang kerja, tapi juga ruang batin dan ekspresi.
Lahirnya Google: Revolusi yang Diam-Diam Mengubah Segalanya
Pada 4 September 1998, dua mahasiswa Stanford---Larry Page dan Sergey Brin---mendirikan Google Inc..Â
Saat itu, Google masih versi beta, dan belum banyak dikenal. Tapi pendekatannya berbeda: menggunakan PageRank, algoritma yang menilai relevansi berdasarkan tautan antar situs.
Saya sempat mencoba Google di masa awalnya, dan langsung merasakan perbedaan: hasil pencarian lebih relevan, lebih cepat, dan tidak dipenuhi iklan portal. Ini bukan hanya mesin pencari, tapi cara baru memahami dan mengakses informasi.
Literasi Digital yang Terbentuk
Dari pengalaman ini, saya belajar bahwa:
- Teknologi selalu membawa nilai---baik dalam desain, akses, maupun etika.
- Menjadi pengguna aktif berarti memilih dengan sadar, bukan sekadar mengikuti arus.
- Literasi digital bukan hanya soal kemampuan teknis, tapi juga kesadaran historis dan etis.