Mohon tunggu...
Merza Gamal
Merza Gamal Mohon Tunggu... Pensiunan Gaul Banyak Acara

Penulis Buku: - "Spiritual Great Leader" - "Merancang Change Management and Cultural Transformation" - "Penguatan Share Value and Corporate Culture" - "Corporate Culture - Master Key of Competitive Advantage" - "Aktivitas Ekonomi Syariah" - "Model Dinamika Sosial Ekonomi Islam" Menulis untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman agar menjadi manfaat bagi orang banyak dan negeri tercinta Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Humor Pilihan

Anak Emas, Auto Headline, dan Air Mata yang Tak Tertampung Ember

19 September 2025   06:28 Diperbarui: 19 September 2025   07:07 75
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Air mata yang tak tertampung ember, Sumber: Dokumentasi pribadi diolah dengan Generative AI 

Tulisan ini sudah saya siapkan sejak Engkong Felix mengeluarkan artikel legendarisnya yang langsung disambut ratusan komentar, sebagian mendukung, sebagian membully, sebagian bingung, dan sebagian lagi mungkin hanya mampir karena penasaran apakah ini akan jadi rekor komentar terbanyak Kompasiana of The Year. 

Saya diam. Saya sabar. Saya bahkan sempat menunggu headline mampir ke artikel saya seperti mantan yang katanya masih sayang. 

Tapi sejak artikel itu tayang... headline pun tak lagi menyinggahi saya. Seperti mantan yang sudah ganti nomor dan pindah kota.

Setelah air mata saya terkuras habis, bukan karena cinta, tapi karena algoritma, akhirnya saya tayangkan juga tulisan ini. Bukan untuk mengadu nasib, tapi untuk mengadu logika.

Saya Menulis Bukan Karena Nyaman (Tapi Karena Sudah Terlanjur Sayang)

Saya menulis bukan karena saya nyaman. Saya menulis karena saya peduli. Dan saya tidak akan berhenti beramal melalui tulisan. Karena bagi saya, menulis adalah bentuk keberpihakan, bukan mengharapkan Headline, apalagi K-Reward.

Dan keberpihakan itu harus tetap hidup, meski suara kita kadang bikin sebagian orang gatal ingin unfollow.

Akun yang diblokir Admin; Sumber: tangkapan layar Kompasiana 
Akun yang diblokir Admin; Sumber: tangkapan layar Kompasiana 

Saya tahu, tulisan saya bisa memicu reaksi. Saya tahu, ada yang merasa terganggu. Dan saat ini, sebagian komentar adalah wujud pembullyan dan pengeroyokan digital. Saya ikhlas dan ridha. 

Karena saya tahu, suara yang jernih kadang mengganggu kenyamanan yang sudah mapan, apalagi kalau kenyamanan itu sudah dilengkapi fitur AU otomatis dan K-Reward bulanan.

Hikmah dari Dibully: Ternyata Banyak yang Lupa Pernah Jadi Korban

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humor Selengkapnya
Lihat Humor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun