Mohon tunggu...
Merza Gamal
Merza Gamal Mohon Tunggu... Pensiunan Gaul Banyak Acara

Penulis Buku: - "Spiritual Great Leader" - "Merancang Change Management and Cultural Transformation" - "Penguatan Share Value and Corporate Culture" - "Corporate Culture - Master Key of Competitive Advantage" - "Aktivitas Ekonomi Syariah" - "Model Dinamika Sosial Ekonomi Islam" Menulis untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman agar menjadi manfaat bagi orang banyak dan negeri tercinta Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Rp200 Triliun dan Masa Depan Ekonomi Rakyat; Janji yang Harus Dijaga dan Suara Kritis dari Para Ahli

16 September 2025   09:00 Diperbarui: 16 September 2025   12:19 183
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: File Merza Gamal diolah dengan Generative AI 

Di sebuah sore yang tenang di Bintaro Jaya Smart City, kawasan urban yang melintasi batas administratif Tangerang Selatan dan Jakarta Selatan, saya duduk di teras rumah sambil menyimak berita ekonomi yang tak biasa: pemerintah memindahkan Rp200 triliun dari Saldo Anggaran Lebih (SAL) ke bank-bank milik negara, HIMBARA. Bagi sebagian orang, ini mungkin hanya angka besar yang lewat begitu saja. 

Tapi bagi saya, dan mungkin bagi Anda yang hidup dari denyut ekonomi rakyat, angka itu adalah janji. Janji bahwa negara masih hadir, dan bahwa pertumbuhan bukan sekadar statistik, melainkan harapan yang bisa dirasakan.

Apa Itu SAL dan Mengapa Rp200 Triliun Penting?

SAL adalah sisa anggaran pemerintah yang belum digunakan, semacam "tabungan negara" dari tahun-tahun sebelumnya. Biasanya, SAL disimpan di Bank Indonesia, aman tapi pasif. 

Kini, pemerintah memindahkannya ke bank-bank HIMBARA agar bisa dipakai langsung untuk mendorong kredit, investasi, dan pertumbuhan ekonomi.

Rp200 triliun bukan angka kecil. Ia setara dengan:

  • 10 kali anggaran subsidi pupuk nasional 
  • Lebih dari 2 kali anggaran perlindungan sosial tahun 2024  
  • Modal awal untuk membangun ribuan rumah sakit, sekolah, atau koperasi rakyat  

Sisa anggaran lebih Rp200 triliun,  Sumber: Dokumentasi pribadi Merza Gamal diolah dengan Copilot.Microsoft.AI 
Sisa anggaran lebih Rp200 triliun,  Sumber: Dokumentasi pribadi Merza Gamal diolah dengan Copilot.Microsoft.AI 

Namun uang sebesar itu, jika hanya diparkir tanpa arah, bisa menguap dalam likuiditas tanpa dampak nyata. Di sinilah Rp200 triliun strategi yang disebut "debottlenecking."

Debottlenecking: Membuka Sumbatan Pertumbuhan

Bayangkan ekonomi kita seperti sungai besar yang ingin mengalir deras. Tapi di sepanjang alirannya, ada batu-batu besar yang menyumbat: regulasi yang rumit, akses keuangan yang timpang, infrastruktur yang belum merata, kualitas SDM yang belum siap, dan ekspor yang belum canggih.

Debottlenecking adalah upaya membuka sumbatan-sumbatan itu. Bukan hanya menggelontorkan uang, tapi memastikan uang itu mengalir ke tempat yang benar:

  • Untuk UMKM yang butuh modal tapi terhalang birokrasi  
  • Untuk pelatihan tenaga kerja agar siap masuk industri strategis  
  • Untuk logistik di daerah yang selama ini tertinggal  
  • Untuk petani dan nelayan yang butuh teknologi dan pasar  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun