Mohon tunggu...
Merza Gamal
Merza Gamal Mohon Tunggu... Pensiunan Gaul Banyak Acara

Penulis Buku: - "Spiritual Great Leader" - "Merancang Change Management and Cultural Transformation" - "Penguatan Share Value and Corporate Culture" - "Corporate Culture - Master Key of Competitive Advantage" - "Aktivitas Ekonomi Syariah" - "Model Dinamika Sosial Ekonomi Islam" Menulis untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman agar menjadi manfaat bagi orang banyak dan negeri tercinta Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Seni Pilihan

Semangat Perjuangan Kemerdekaan RI dalam Poster 'Boeng, Ajo Boeng

22 Agustus 2025   21:19 Diperbarui: 22 Agustus 2025   21:55 156
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Poster perjuangan kemerdekaan RI, Sumber: Dokumentasi pribadi Merza Gamal diolah dengan Copilot.Microsoft.AI 

Poster, Perlawanan, dan Pelajaran yang Tak Pernah Usang

Di tengah kekosongan kekuasaan pasca Jepang menyerah pada Sekutu, Indonesia berdiri di ambang sejarah: kemerdekaan telah diproklamasikan, namun belum sepenuhnya diakui. Dalam ruang yang genting itu, bukan hanya senjata yang bicara, seni pun angkat suara. 

Salah satu seruan paling lantang datang bukan dari podium, melainkan dari dinding-dinding kota: sebuah poster dengan kalimat sederhana namun membakar jiwa, "Boeng, Ajo Boeng!"

Seni yang Menyala di Tengah Revolusi

Di balik terciptanya poster "Boeng, Ajo Boeng!" tersimpan kisah kolaborasi langka antara seni, revolusi, dan spontanitas rakyat. 

Poster ini bukan lahir dari birokrasi atau lembaga formal, melainkan dari pertemuan batin para seniman yang merasa terpanggil oleh semangat zaman. 

Poster ini menjadi bukti bahwa kemerdekaan Indonesia bukan hanya soal strategi militer atau diplomasi, tetapi juga soal imajinasi, keberanian, dan bahasa visual.

Affandi, pelukis ekspresionis legendaris Indonesia, adalah sosok utama di balik visual poster tersebut. Ia menerima amanat langsung dari Presiden Soekarno, yang percaya bahwa revolusi tidak hanya digerakkan oleh senjata, tetapi juga oleh seni yang membakar jiwa rakyat. 

Bung Karno pernah berkata, "Revolusi membutuhkan sentuhan seni," dan Affandi menjawab panggilan itu dengan kuas dan warna.

Untuk mewujudkan sosok dalam poster, Affandi menjadikan Dullah sebagai model. Dullah, yang kelak dikenal sebagai pelukis istana, saat itu menjadi simbol rakyat yang bangkit dari belenggu. Dalam lukisan itu, ia digambarkan tengah merobek rantai dan mengibarkan bendera Merah Putih, sebuah citra yang menggugah dan penuh makna.

Setelah lukisan selesai, para seniman berkumpul untuk mencari judul yang tepat. Hadir di sana S. Soedjojono, pelopor seni realis Indonesia, yang turut memberi arah ideologis pada karya tersebut. 

Tiba-tiba datang Chairil Anwar, penyair muda yang dikenal liar dan jujur. Ia mengamati lukisan sejenak, lalu berkata santai, "Boeng, Ajo Boeng." Kalimat itu langsung disetujui. Poster pun diperbanyak dan ditempel di dinding-dinding kota, menjadi seruan revolusi yang membakar semangat massa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Seni Selengkapnya
Lihat Seni Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun