Saya berdiri di salah satu sudut pameran buku yang ramai pengunjung. Meja-meja dipenuhi tumpukan buku dengan label diskon mencolok: Rp15.000! Rp10.000! Bahkan Rp5.000!
Saya berpikir, "Siapa yang tak tergoda dengan harga semurah ini?"
Namun, yang terjadi justru sebaliknya.
Para pengunjung memang ramai. Mereka berjalan dari meja ke meja, membolak-balik halaman, membaca sedikit blurb di sampul belakang, lalu meletakkan kembali buku-buku itu dengan pelan---dan berlalu begitu saja.
Saya pun tertegun. Harga sudah sangat murah, bahkan lebih murah dari secangkir kopi di kafe. Tapi kenapa buku-buku itu tetap tak terbeli?
Ternyata, harga bukan segalanya.
Ada faktor-faktor lain yang jauh lebih menentukan keputusan seseorang membeli buku:
1. Relevansi dan Kebutuhan
Orang membeli buku bukan semata karena murah, tapi karena merasa butuh. Jika judul dan isi buku tak menyentuh ruang kebutuhan mereka, semurah apa pun, mereka akan menolak.
Di sinilah letak tantangannya: bagaimana sebuah buku bisa hadir tepat di waktu yang pas, untuk orang yang tepat.
2. Koneksi Emosional
Buku yang dibeli sering kali adalah buku yang "memanggil hati." Entah karena topiknya, penulisnya, kisahnya, atau bahkan desain sampulnya. Tanpa ikatan emosional, buku hanya menjadi sekadar tumpukan kertas.
Kadang, satu kalimat di blurb atau satu ilustrasi di sampul bisa menjadi "pancingan" yang membuat orang rela membawanya pulang.