Mohon tunggu...
Merza Gamal
Merza Gamal Mohon Tunggu... Pensiunan Gaul Banyak Acara

Penulis Buku: - "Spiritual Great Leader" - "Merancang Change Management and Cultural Transformation" - "Penguatan Share Value and Corporate Culture" - "Corporate Culture - Master Key of Competitive Advantage" - "Aktivitas Ekonomi Syariah" - "Model Dinamika Sosial Ekonomi Islam" Menulis untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman agar menjadi manfaat bagi orang banyak dan negeri tercinta Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur Pilihan

Keberanian Mengambil Risiko; Ketika Langkah Nekat Menjadi Jalan Kesuksesan

17 Juni 2025   07:55 Diperbarui: 17 Juni 2025   08:07 525
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
 Keberanian mengambil risiko,  Sumber: Dokumentasi pribadi Merza Gamal diolah dengan ChatGPT.OpenAI 

Keberanian mengambil risiko tidak selalu dalam skala besar. Bahkan di level UMKM dan wirausaha lokal, kita bisa temukan kisah serupa.

Contoh nyata:
Ketika pandemi memukul sektor kuliner, banyak pemilik warung kecil mulai beralih ke platform digital. Ada yang nekat buka dapur online, ada yang mulai belajar promosi di TikTok, bahkan ada yang menjual lewat WhatsApp status.

Risiko?

  • Tidak tahu apakah pelanggan akan menerima.
  • Modal terbatas.
  • Skill digital minim.

Namun hasilnya? Banyak yang justru tumbuh pesat, bahkan membuka pasar yang sebelumnya tidak tergarap.

Kunci Sukses dalam Mengambil Risiko

Berdasarkan studi dari Harvard Business Review dan McKinsey, ada pola dalam pengambilan risiko yang berhasil:

  1. Berbasis data dan intuisi: Kombinasi antara analisis dan naluri bisnis senior.
  2. Dihitung, bukan spekulatif: Risiko yang diambil dipetakan dengan berbagai skenario.
  3. Didukung oleh tim yang siap berubah: SDM yang adaptif lebih penting daripada sistem yang kaku.
  4. Fokus pada value jangka panjang, bukan sekadar solusi cepat.

Penutup: Saatnya Kita Tidak Takut Gagal

Kisah KFC dan private placement-nya bukan hanya soal restrukturisasi keuangan. Ia adalah refleksi dari satu keberanian untuk tetap bertahan, ketika badai menghantam tanpa ampun. Sama halnya dengan merger Tokopedia dan Gojek, atau iPhone yang nyaris tak diterima pasar di awal.

Semua pencapaian besar berawal dari satu keputusan: berani ambil risiko.

Jadi, apakah Anda sedang berada di persimpangan penting dalam usaha atau pekerjaan?
Mungkin inilah saatnya... berani melangkah.

Penulis: Merza Gamal (Advisor & Konsultan Transformasi Corporate Culture)

Catatan: Artikel ini merupakan bagian lanjutan dari tulisan "Saat Ayam Lemah, Sang Mie Datang Menolong; Kisah di Balik Private Placement KFC" yang dapat dibaca di Kompasiana.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun