Mohon tunggu...
Merza Gamal
Merza Gamal Mohon Tunggu... Pensiunan Gaul Banyak Acara

Penulis Buku: - "Spiritual Great Leader" - "Merancang Change Management and Cultural Transformation" - "Penguatan Share Value and Corporate Culture" - "Corporate Culture - Master Key of Competitive Advantage" - "Aktivitas Ekonomi Syariah" - "Model Dinamika Sosial Ekonomi Islam" Menulis untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman agar menjadi manfaat bagi orang banyak dan negeri tercinta Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Pancasila sebagai Perekat Persatuan dan Kesatuan Bangsa Menuju Indonesia Emas 2045

2 Juni 2025   21:01 Diperbarui: 2 Juni 2025   21:01 197
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar Ilustrasi,  Sumber: Dokumentasi pribadi Merza Gamal diolah dengan Generative AI 

Agar kita tak menjadi bangsa yang sekadar dikenang, kita perlu bertindak:

Rawat Pancasila

Bukan sekadar dihafal di sekolah atau dikutip saat pidato. Tapi benar-benar diterapkan dalam kebijakan, ruang publik, dan hati nurani tiap warga negara.

Pendidikan Karakter dan Literasi Kebangsaan

Kita perlu menanamkan pada generasi muda bahwa cinta Tanah Air bukan hanya lewat simbol, tapi juga dengan kontribusi nyata.

Perkuat Inklusi Sosial dan Ekonomi

Bangun Papua dan Maluku sekuat Jawa. Angkat ekonomi rakyat kecil. Hapus diskriminasi.

Berantas Korupsi dan Reformasi Hukum

Tanpa keadilan, tidak ada kepercayaan. Tanpa kepercayaan, tidak ada persatuan.

Penutup: Pancasila Adalah Jawaban, Generasi Z adalah Penjaga

Bangsa kita tetap berdiri, bukan karena tidak ada ancaman. Tapi karena kita punya fondasi yang hidup---Pancasila.

Yugoslavia punya tentara. Kita punya nilai.

Yugoslavia punya federasi. Kita punya semangat gotong royong.

Yugoslavia runtuh karena kehilangan kepercayaan. Indonesia bertahan karena tetap percaya bahwa berbeda itu kodrat, bersatu itu pilihan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun