Mohon tunggu...
Merza Gamal
Merza Gamal Mohon Tunggu... Pensiunan Gaul Banyak Acara

Penulis Buku: - "Spiritual Great Leader" - "Merancang Change Management and Cultural Transformation" - "Penguatan Share Value and Corporate Culture" - "Corporate Culture - Master Key of Competitive Advantage" - "Aktivitas Ekonomi Syariah" - "Model Dinamika Sosial Ekonomi Islam" Menulis untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman agar menjadi manfaat bagi orang banyak dan negeri tercinta Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Ekonomi Lesu dan Kegelisahan Semakin Mencuat

15 Mei 2025   19:59 Diperbarui: 15 Mei 2025   21:10 497
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Indonesia, sebagai bagian dari ekosistem global, tentu ikut terdampak. Permintaan ekspor melemah, investasi tertahan, dan nilai tukar rupiah menjadi lebih rentan. Semua ini menyulitkan ruang fiskal dan menguji daya tahan industri dalam negeri.

Konsumsi Menurun, Daya Beli Tertekan

Salah satu mesin utama pertumbuhan ekonomi Indonesia selama ini adalah konsumsi rumah tangga. Namun dalam situasi seperti sekarang, konsumsi masyarakat ikut melambat.

Laporan BI menunjukkan bahwa keyakinan konsumen dari kelompok pengeluaran Rp 1--2 juta menurun. Ini bukan sinyal yang bisa dianggap sepele. 

Bila kelas bawah mulai menahan belanja karena tekanan harga atau ketidakpastian pendapatan, maka multiplier effect-nya akan menjalar ke berbagai sektor.

Padahal, lapangan kerja belum benar-benar pulih pasca pandemi, dan kini kembali diuji oleh kondisi ekonomi yang melambat. Meskipun Indeks Ketersediaan Lapangan Kerja (IKLK) naik menjadi 101,6, itu pun didorong oleh persepsi positif dari kalangan berpendidikan tinggi, bukan dari kelas pekerja biasa.

Apakah Kita Menuju Resesi?

Pertanyaan paling mendasar tentu saja: Apakah ekonomi Indonesia menuju resesi? Jawabannya tidak bisa dijawab sekadar dengan "ya" atau "tidak".

Dari sisi teknis, resesi didefinisikan sebagai pertumbuhan ekonomi negatif dua kuartal berturut-turut. Kita belum sampai ke situ. Namun bila tren pelemahan terus berlanjut tanpa intervensi yang tepat, maka potensi itu terbuka.

Kita juga harus memahami bahwa krisis ekonomi tidak selalu datang dalam bentuk kejatuhan tiba-tiba. Ia bisa datang pelan-pelan, lewat menurunnya daya beli, meningkatnya pengangguran terselubung, dan naiknya utang rumah tangga.

Inilah yang diamati oleh banyak ekonom saat ini. Lesunya pertumbuhan, turunnya optimisme konsumen, dan ketidakpastian global membentuk kombinasi yang harus segera ditangani dengan langkah-langkah konkret.

Harapan Masih Ada di Era Baru

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun