Bagian 4: Digital Rupiah – Menapaki Jalan Baru dalam Sistem Keuangan Nasional
"Masa depan keuangan nasional tidak hanya soal kecepatan transaksi. Tapi juga soal kendali, keamanan, dan kedaulatan."
Pernyataan itu kerap digaungkan oleh para pejabat Bank Indonesia saat berbicara soal inisiatif terbaru mereka: Digital Rupiah.Â
Bagi sebagian orang, ini hanya langkah mengikuti tren global. Namun, di balik layar, peluncuran mata uang digital bank sentral ini menyimpan cerita tentang upaya Indonesia menapak jalan baru dalam menjaga kedaulatan sistem keuangan nasional.
Digital Rupiah: Apa Itu Sebenarnya?
Digital Rupiah bukan sekadar versi digital dari uang kertas. Ia adalah representasi resmi dari rupiah dalam bentuk digital, yang diterbitkan dan dikendalikan langsung oleh Bank Indonesia sebagai bank sentral. Dengan kata lain, ini adalah CBDC (Central Bank Digital Currency) versi Indonesia.
Berbeda dengan dompet digital seperti OVO, GoPay, atau DANA yang berbasis uang elektronik yang disimpan oleh pihak ketiga, Digital Rupiah memiliki nilai yang sama dan jaminan hukum seperti uang tunai, hanya saja bentuknya digital sepenuhnya dan berada dalam kontrol negara.
Mengapa Indonesia Perlu Digital Rupiah?
Ada beberapa alasan kuat mengapa Indonesia perlu bergerak ke arah ini:
1. Menjawab Perubahan Global
China sudah lebih dulu dengan e-CNY (yuan digital), Uni Eropa sedang mengembangkan Digital Euro, dan AS melalui The Fed mulai mengkaji FedCoin. Tak ketinggalan, negara-negara ASEAN juga sedang meneliti bentuk digital mata uang mereka.
Indonesia tak bisa hanya jadi penonton.
2. Memperkuat Sistem Pembayaran Domestik
Dengan Digital Rupiah, Indonesia akan memiliki alternatif sistem pembayaran yang tak bergantung pada infrastruktur pihak luar. Ini memperkuat posisi QRIS (Quick Response Code Indonesian Standard) dan GPN (Gerbang Pembayaran Nasional), sekaligus memperkecil potensi risiko sistemik dari platform global seperti Visa, Mastercard, atau PayPal.
3. Menjaga Kendali terhadap Arus Dana
Salah satu kekhawatiran terbesar di era digital adalah anonimitas dan kecepatan transaksi yang menyulitkan pengawasan. Digital Rupiah, karena berada di bawah sistem BI, memberikan kemampuan pelacakan dan pengendalian penuh bagi regulator.