Riset Jakpat pada akhir 2023 menunjukkan bahwa 3 dari 5 responden di Indonesia menyatakan telah mengurangi atau berhenti membeli produk dari merek tertentu karena alasan etika atau posisi perusahaan dalam isu sosial dan politik.
Bukan hanya generasi muda, tetapi juga segmen menengah perkotaan dan profesional yang kini lebih aktif menyuarakan preferensi mereka.Â
Platform seperti Twitter, Instagram, dan TikTok menjadi tempat berbagi informasi, edukasi, dan bahkan kampanye simbolik seperti mengunggah foto produk lokal sebagai alternatif dari merek global.
Strategi Bertahan dan Respon Pasar
Perusahaan-perusahaan besar tentu tak tinggal diam. MAPB, UNVR, dan PZZA berusaha menjaga ritme bisnis mereka dengan berbagai cara: memperluas segmen pasar, meningkatkan promosi, hingga menekankan kontribusi sosial mereka di tingkat lokal. Namun sayangnya, bagi sebagian konsumen, langkah-langkah tersebut belum cukup menghapus persepsi atau kekecewaan.
Di sisi lain, merek-merek lokal justru menikmati momen pertumbuhan. Kopi independen, sabun herbal rumahan, hingga gerai makanan khas Indonesia mulai naik daun. Mereka tidak hanya menawarkan produk yang lebih terjangkau, tetapi juga kedekatan emosional dan narasi yang terasa lebih "bersih".
Dimulainya Era Ekonomi Berbasis Nilai
Fenomena ini bukan sekadar tren sesaat. Ia menandai babak baru di mana ekonomi tak lagi murni soal permintaan dan penawaran, tetapi juga soal nilai.Â
Konsumen menjadi aktor aktif dalam membentuk wajah bisnis. Mereka bersuara, memilih, dan dalam banyak kasus, berhasil membuat perusahaan besar merevisi pendekatannya.
Para analis menyebut ini sebagai "era ekonomi berbasis nilai"---di mana brand equity dibangun bukan hanya lewat kampanye iklan, tetapi juga konsistensi dalam memegang komitmen sosial.Â
Tak lagi cukup menjadi "baik di mata pasar", merek juga dituntut menjadi "baik di mata hati".
Bukan Tentang Menjatuhkan, Tapi Mengingatkan
Narasi ini bukan untuk menyudutkan atau menggiring opini terhadap merek tertentu. Sebaliknya, ini adalah cermin dari dinamika baru antara produsen dan konsumen. Sebuah ajakan untuk mendengar, memahami, dan beradaptasi.