Dalam situasi seperti ini, komunikasi adalah kunci. Pemerintah dan Bank Indonesia harus tampil ke publik untuk:
- Memberikan kepastian bahwa langkah antisipatif telah disiapkan.
- Menunjukkan bahwa negara hadir untuk menjaga stabilitas ekonomi.
- Membangun kepercayaan pasar, pelaku usaha, dan masyarakat.
Diam bukanlah pilihan. Dalam ekonomi modern yang sangat dipengaruhi sentimen, keheningan bisa dianggap sebagai ketidakpastian, dan ketidakpastian adalah musuh utama stabilitas.
Vietnam telah mengaktifkan langkah-langkah moneter termasuk penguatan intervensi pasar. Bank Negara Malaysia memberikan sinyal kesiapan untuk menjaga ringgit tetap stabil. Thailand bahkan sudah menyiapkan buffer fiskal dan memotong suku bunga untuk menjaga daya beli.
Lalu, apa yang ditunggu Indonesia?
Penutup
Saat rupiah merosot, harga minyak anjlok, dan kepercayaan pasar mulai goyah, kita tidak bisa hanya berharap pada mekanisme pasar.Â
Saatnya pemerintah dan otoritas keuangan bicara, bertindak, dan menunjukkan kepemimpinan.Â
Karena dalam badai ekonomi, diam bukanlah emas---tapi risiko.
Penulis: Merza Gamal (Pemerhati Sosial Ekonomi Syariah)
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI