Mohon tunggu...
Merza Gamal
Merza Gamal Mohon Tunggu... Konsultan - Pensiunan Gaul Banyak Acara

Penulis Buku: - "Spiritual Great Leader" - "Merancang Change Management and Cultural Transformation" - "Penguatan Share Value and Corporate Culture" - "Corporate Culture - Master Key of Competitive Advantage" - "Aktivitas Ekonomi Syariah" - "Model Dinamika Sosial Ekonomi Islam" Menulis untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman agar menjadi manfaat bagi orang banyak dan negeri tercinta Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Human Capital vs Perbudakan dalam Dunia Kerja atau Perburuhan

6 Mei 2023   07:56 Diperbarui: 6 Mei 2023   07:58 310
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: Dokpri Merza Gamal, lokasi: Lubang Suro, Sawahlunto, Sumatera Barat

Hari buruh internasional (may day) 2023 baru saja berlalu pada tanggal 1 Mei yang lalu, bagaimana kita menyikapi antara human capital yang seharusnya dijalankan oleh perusahaan untuk insan perusahaannya dan marak terjadinya akhir-akhir ini pekerja atau buruh menjadi budak suatu perusahaan?

Di era modern saat ini, pembahasan mengenai hak asasi manusia dan perlindungan tenaga kerja semakin penting dan sering menjadi topik yang hangat. Salah satu isu penting yang berkaitan dengan hal tersebut adalah perbedaan antara human capital dan perbudakan dalam dunia kerja atau perburuhan.

Human capital merujuk pada kemampuan, keterampilan, pengetahuan, dan pengalaman yang dimiliki oleh insan-insan sebuah perusahaan. Human capital juga merujuk pada investasi perusahaan dalam mengembangkan keterampilan dan pengetahuan insan perusahaan, yang pada akhirnya meningkatkan produktivitas dan kinerja perusahaan. Dalam konteks ini, insan perusahaan dianggap sebagai subjek yang memiliki nilai dan potensi untuk dikembangkan.

Di sisi lain, perbudakan merujuk pada situasi di mana seseorang diperlakukan seperti properti atau barang dagangan, di mana individu tersebut dianggap sebagai sumber daya murah yang dapat dieksploitasi demi keuntungan ekonomi. Dalam konteks perburuhan, perbudakan terjadi ketika karyawan tidak dihargai sebagai manusia yang memiliki hak dan martabat yang sama, melainkan hanya dilihat sebagai objek yang dapat dimanfaatkan semata-mata untuk mencapai keuntungan perusahaan.

Human capital memainkan peran penting dalam dunia kerja atau perburuhan. Investasi dalam pengembangan keterampilan dan pengetahuan insan perusahaan dapat meningkatkan produktivitas dan kinerja perusahaan. Perusahaan yang mengembangkan human capital cenderung lebih mampu bertahan dan bersaing dalam pasar global yang semakin ketat.


Selain itu, investasi dalam human capital dapat meningkatkan kepuasan insan perusahaan dan menjaga hubungan kerja yang baik antara organisasi dan insan perusahaan. Insan perusahaan yang merasa dihargai dan diperhatikan oleh perusahaan akan cenderung lebih produktif, bahagia, dan loyal terhadap perusahaan. Sebaliknya, perusahaan yang tidak memperhatikan insan perusahaan dapat merusak hubungan kerja dan bahkan dapat berdampak pada reputasi perusahaan.

Meskipun human capital penting dalam dunia kerja atau perburuhan, tidak semua perusahaan memperlakukan karyawan mereka sebagai subjek yang memiliki nilai dan potensi untuk dikembangkan. Terdapat kasus di mana karyawan diperlakukan seperti budak atau objek yang dapat dimanfaatkan semata-mata untuk mencapai keuntungan perusahaan. Ini merupakan bentuk perbudakan dalam dunia kerja atau perburuhan.

Perbudakan dalam dunia kerja dapat terjadi dalam berbagai bentuk. Beberapa bentuk yang umum meliputi upah yang tidak layak, beban kerja yang berlebihan, pekerjaan berbahaya, pemutusan hubungan kerja yang tidak adil, dan diskriminasi.

Semua bentuk perbudakan ini melanggar hak asasi manusia dan dapat merusak kesejahteraan karyawan. Upah yang tidak layak dan beban kerja yang berlebihan dapat menyebabkan stres dan kelelahan, sedangkan pekerjaan berbahaya dapat menyebabkan cedera atau bahkan kematian.

Pemutusan hubungan kerja yang tidak adil juga dapat menyebabkan kerugian finansial dan ketidakstabilan dalam hidup karyawan. Diskriminasi dalam dunia kerja, baik itu berdasarkan jenis kelamin, ras, agama, orientasi seksual, atau status sosial, juga merupakan bentuk perbudakan yang sering terjadi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun