Mohon tunggu...
Merza Gamal
Merza Gamal Mohon Tunggu... Konsultan - Pensiunan Gaul Banyak Acara

Penulis Buku: - "Spiritual Great Leader" - "Merancang Change Management and Cultural Transformation" - "Penguatan Share Value and Corporate Culture" - "Corporate Culture - Master Key of Competitive Advantage" - "Aktivitas Ekonomi Syariah" - "Model Dinamika Sosial Ekonomi Islam" Menulis untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman agar menjadi manfaat bagi orang banyak dan negeri tercinta Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Gen Z Bernostalgia untuk Masa yang Tidak Mereka Alami

20 Juli 2022   09:50 Diperbarui: 20 Juli 2022   09:58 777
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Image: Photo Nostalgia Kakek saat muda di era 80'an (Dokumen Pribadi)

Mungkin Kompasianer pernah melihat salah satu tren TikTok baru-baru ini di mana orang-orang memposting video yang menampilkan gambar diri mereka yang lebih muda dalam tagar  #throwback. Mereka bernostalgia ke masa lalu. Namun beda yang terjadi dengan Gen Z, mereka bernostalgia untuk masa yang tidak mereka alami.

Business Insider dan The New York Time, mengatakan Gen Z membawa era 80'an dan 90'an kembali karena rasanya "mustahil untuk tumbuh dalam ekonomi saat ini." Tren jadul seperti bioskop drive-in kembali muncul, dan acara bertema tahun 80'an Stranger Things ikut mengubah wajah internet.

Menurut Axios, lagu 80'an dan 90'an kembali oke. Sekarang ini lagu era 90'an menjadi dekade musik paling populer diikuti oleh lagu era 80'an---bahkan lebih dari musik saat ini.

Generasi muda Gen Z yang lahir di tahun 90'an dan 2000'an mendengarkan musik dari dekade saat mereka dilahirkan dengan tingkat yang lebih tinggi daripada generasi lain yang mendengarkan musik dari dekade kelahiran mereka. TikTok berperan di sini. Era tahun 90'an tampaknya adalah dekade besar terakhir untuk music yang memiliki hit besar dari berbagai artis, dari Nirvana hingga Notorious B.I.G. ke Whitney Houston.

Nostalgia sangat besar akhir-akhir ini pada tagar #nostalgia dan #y2k memiliki puluhan miliar tampilan di TikTok. Gen Z tidak bisa puas dengan tren mode tahun 90'an. Mereka juga sedang menyisir rak untuk jeans low-rise, dan pasar penjualan barang mewah bekas pakai melonjak.

Thrifting sesuai dengan tujuan gaya Gen Z dan komitmen mereka terhadap keberlanjutan melalui dukungan mode melingkar dengan memanfaatkan barang mewah senilai $500 miliar hingga $1 triliun yang tersimpan di lemari orang. Dan bahkan athleisure (sering mengingatkan pada pakaian olahraga tahun 80'an) mulai berkembang.

Walaupun hasrat untuk nostalgia berjalan lebih dalam, yakni ke dalam musik, tren, dan sikap. Beberapa percaya bahwa Gen Z mendambakan "waktu yang lebih sederhana", yakni waktu yang tidak menimbulkan masalah perubahan iklim, inflasi yang meningkat pesat, dan kerusuhan global. Di beberapa tempat, tekanan inflasi telah menggandakan tingkat proyeksi tahun ini, menimbulkan pandangan suram bagi orang-orang yang baru memasuki ekonomi seperti Gen Z. Dan, konsumen muda dan tua bereaksi terhadap tekanan kenaikan harga.

Gen Z juga berada di garis depan krisis perilaku kesehatan, karena mereka memiliki pandangan hidup yang paling tidak positif. Gen Z kurang rentan terhadap dampak fisik dari pandemi COVID-19, mereka menanggung beban unik karena tahap kehidupan mereka, termasuk stres emosional dan kesedihan akibat pandemi, tingginya tingkat kehilangan pekerjaan dan pengangguran, dan tantangan pendidikan dari jarak jauh atau pembelajaran terganggu.

Efek pandemi mungkin terutama dirasakan oleh lulusan perguruan tinggi baru-baru ini, banyak dari mereka mengalami kesulitan mencari pekerjaan, tawaran pekerjaan yang sebelumnya dijamin dibatalkan, atau tidak dapat mendaftar ke sekolah pascasarjana. Gen Z menghadapi 27 persen pengangguran, dengan 13 persen dari segmen ini berhenti mencari pekerjaan. Gen Z juga telah keluar dari angkatan kerja dua kali lipat dari kelompok usia lainnya sejak awal pandemi.

Dengan kondisi demikian, keakraban---seperti acara dan film yang mereka tonton sewaktu kecil---bisa menghibur Gen Z akibat dampak yang tidak proporsional dari pandemi COVID-19 yang mereka rasakan dan alami.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun