Mohon tunggu...
Merza Gamal
Merza Gamal Mohon Tunggu... Konsultan - Pensiunan Gaul Banyak Acara

Penulis Buku: - "Spiritual Great Leader" - "Merancang Change Management and Cultural Transformation" - "Penguatan Share Value and Corporate Culture" - "Corporate Culture - Master Key of Competitive Advantage" - "Aktivitas Ekonomi Syariah" - "Model Dinamika Sosial Ekonomi Islam" Menulis untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman agar menjadi manfaat bagi orang banyak dan negeri tercinta Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Mengapa 25% Gen Z Ingin Meninggalkan Pekerjaan Mereka?

22 Juni 2022   06:40 Diperbarui: 22 Juni 2022   06:54 868
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Image: Gen Z adalah generasi yang siap untuk bekerja keras dan tidak suka dengan zona nyaman (File by Merza Gamal)

Pernahkah Anda melihat meme majikan yang meminta pengalaman sepuluh tahun untuk pekerjaan tingkat pemula?

Hal tersebut terdengar lucu, tetapi itu merupakan kenyataan di masa lalu. Pada masa itu, beberapa pekerja tingkat pemula mengharapkan pekerjaan pertama mereka menjadi rumah selamanya. Hal biasa yang kita dengar dari orangtua kita adalah, "dapatkan pekerjaan dari perguruan tinggi dan tinggal sampai pensiun."

Pada masa sekarang hal itu sudah menjadi lelucon. Generasi muda, terutama Gen Z sudah terkenal dengan membuat lompatan dalam pekerjaannya dan menjadi salah satu alat terbaik yang mereka miliki. Sementara itu, tidak ada yang lebih penting dalam menentukan gaji,  selain pengalaman. Gaji dapat bertanggung jawab atas 40 hingga 60 persen dari total penghasilan seumur hidup seorang pekerja.

Oleh karena itu, mengapa langkah karir yang berani dapat membantu dalam jangka panjang saat seorang pekerja menyusun bagian keterampilan resumenya.

Resume kerja juga berguna dalam jangka pendek, misalnya seorang pria berusia 25 tahun menaikkan gajinya lebih dari dua kali lipat dengan berpindah pekerjaan setiap setengah tahun sejak dia lulus. Dengan demikian, tidak heran sekitar 25 persen Gen Z mengatakan mereka berharap atau berencana untuk meninggalkan pekerjaan mereka dalam enam bulan ke depan.

Perpindahan peran tersebut, lebih dari 80 persen terjadi ke perusahaan baru. Sebenarnya, banyak pilihan daripada sekadar meninggalkan kapal karena perpindahan tersebut dapat mengadvokasi tanggung jawab baru pada pekerjaan saat ini atau melamar promosi atau pergantian peran di perusahaan sekarang.

Namun hal tersebut akan berdampak buruk jika meminta untuk mengambil lebih banyak ketika pekerja tersebut tidak memiliki pengalaman sebelumnya. Akan tetapi, keberanian pekerja seperti itu bisa menjadi kemenangan bagi perusahaan juga. 

Organisasi perusahaan mendapat manfaat dari mempertahankan pekerjanya yang tidak takut untuk maju dan memiliki tenaga kerja yang sangat terampil, yang dapat berasal dari memberi lebih banyak kesempatan kepada insan perusahaan untuk belajar dan berkembang.

Image: Kenaikan Upah dua kali lipat setelah pandemi bagi orang yang berani (File by Merza Gamal)
Image: Kenaikan Upah dua kali lipat setelah pandemi bagi orang yang berani (File by Merza Gamal)

Penelitian McKinsey telah menemukan bahwa orang-orang dengan mobilitas tinggi sering melakukan gerakan berani, dan akhirnya memiliki kesempatan baru untuk berkembang pada hari ini, besok, dan seterusnya. Pekerja berada dalam posisi yang bagus, dan mereka melihat kenaikan upah, dalam beberapa kasus, tingkat dua kali lipat dari sebelum pandemi Covid-19.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun