Mohon tunggu...
Mery Indriana
Mery Indriana Mohon Tunggu... Administrasi - swasta

penyuka senja

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Waspadai Sel Tidur Berbenih Kekerasan

3 April 2019   05:53 Diperbarui: 3 April 2019   06:09 46
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

ISIS memang telah runtuh tapi semangat kekerasan diyakini tetap ada. Semangat yang tidak diperlihatkan di depan umum ini (tapi ada) sering dinamakan sel tidur. Sel tidur ini bisa hidup secara tak kentara di tengah-tengah masyarakat . Mereka kelihatannya hidup berdampingan dengan manis bersama masyarakat dan tokoh-tokoh lain. Hingga pada suatu saat sel kekerasan itu membesar dan menjadi kekuatan menakutkan.

Ada sebuah ilustrasi yang tepat untuk menggambarkan itu. Pada sekitar tahun 1980 an dimana banyak imigran Afganistan dan Pakistan di Inggris, atas dasar kemanusian pemerintah setempat memutuskan untuk memberikan lahan kepada mereka sebagai daerah tempat tinggal dan beraktivitas.

Alasannya, kaum imigran itu tampak tak berdaya dan patut ditolong. Karena dianggap tak berbahaya pemerintah Inggris mengizinkan mereka  beraktivitas secara mandiri di lahan itu. Komunitas imigran itu berkembang di situ dan melakukan aktivitas. Karena alasan bahasa, mereka mendirikan sekolah ala mereka dimana bahasa danlain sebagainya dibuat oleh mereka.

Seiring bertambahnya waktu, mereka kian tertutup dengan komunitas lain di sekitarnya. Kaum imigran yang sebelumnya nyaris tanpa masa depan dan layak ditolong itu, selama 10 tahun berkembang menjadi komunitas yang eksklusif dan  sulit untuk dijangkau oleh komunitas atau pihak lain. Mereka menjadi kaum terasing di Inggris.

Puncaknya adalah peledakan stasiun bawah tanah di Inggris yang dilakukan oleh beberapa pemuda yang tinggal di lahan imigran itu. Setelah ditelisik terungkap bahwa komunitas itu mengajarkan radikalisasi dan terror kepada generasi mudanya melalui sekolah-sekolah mandiri mereka. Sekolah local yang mereka dirikan nyatanya  menjadi jalan untuk mewujudkan cita-cita mereka yaitu ajaran kekerasan.

Segera setelah itu, pemerintah Inggris membongkar komunitas itu. Sekolah dan kursus diganti dengan sekolah dan kursus berstandar Inggris dengan kurikulum Inggris. Hal itu berlaku juga pada komunitas imigran lain yang semula dibiarkan bebas oleh pemerintah.

Dari ilustrasi ini bisa kita tarik kesimpulan bahwa kaum imigran Pakistan dan Afganistan yang diberi lahan oleh pemerintah Inggris adalah sel tidur yang membawa benih-benih kekerasan dari Negara asal mereka.

Kita tahu saat itu Afganistan tengah diinvasi oleh Uni Soviet (Rusia masa lalu) dan membawa dendam kaum imigran karena invasi itu memisahkan mereka dengan kerabatnya. Begitu juga dengan Pakistan yang sering berkonflik komunitas Hindu karena berimpitan dengan India.  Mereka membawa beban-beban tersendiri dan dibawa ke Inggris.  

Sel tidur itu membawa benih yang tidak kentara secara kasat mata. Seperti kaum imigran di Inggris itu terlihat bisa beradaptasi dengan lingkungan sekitar hidup damai  bersama komunitas dan tidak rewel terhadap pemerintah setempat . Sehingga dianggap bisa hidup damai di Negara itu padahal yang terjadi adalah sebaliknya.

Gerakan ISIS yang diklaim sudah runtuh karena sudah tak berdaya lain di Suriah dan Iraq diyakini banyak orang akan tiarap dan berubah menjadi sel tidur yang bisa saja beredar dan tinggal di banyak Negara di dunia. Bisa Indonesia, Malaysia, Filipina dan beberapa negara Afrika , Australia bahkan Eropa.

Sel tidur yang semula dianggap tidak berbahaya, dalam 10-20 tahun kemudian bisa menjadi kekuatan menakutkan yang mungkin lebih dari kekuatan ISIS itu sendiri. Karena bersifat sporadis dan kasat mata bisa damai bersama komunitas lain.

Karena itu, kita juga layak waspada pada kekuatan tak keliahatan atau sel tidur ini. Karena bisa jadi mereka membawa bahaya besar bagi generasi muda kita.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun