Walau bukan juara pertama, tim mereka berhasil meraih juara dua. Sorak-sorai penonton memenuhi lapangan, memberi semangat kepada semua peserta. Rani dan Dira tersenyum bahagia, lalu berpelukan erat. Kegembiraan mereka tak tergantikan meski tidak berdiri di podium tertinggi.
Sudut Pandang: Orang Ketiga Terbatas (pada Rani dan Dira).
Alasan: Menceritakan hasil lomba dan reaksi emosional yang dialami oleh kedua karakter. Kalimat "Rani dan Dira tersenyum bahagia, lalu berpelukan erat" menggambarkan pengalaman emosional dan fisik yang mereka bagi.
Paragraf 13
Guru dan orang tua mendekati mereka setelah lomba selesai. Mereka memberi pujian atas kekompakan dan semangat yang ditunjukkan. “Kalian hebat, bukan karena juaranya, tetapi karena kerja sama kalian yang luar biasa,” ucap guru dengan bangga. Rani dan Dira merasa hati mereka hangat mendengarnya.
Sudut Pandang: Orang Ketiga Terbatas (pada Rani dan Dira).
Alasan: Narasi menggambarkan bagaimana orang lain (guru dan orang tua) berinteraksi dengan mereka berdua, dan bagaimana pujian tersebut memengaruhi perasaan mereka ("Rani dan Dira merasa hati mereka hangat")
Paragraf 14
Saat perjalanan pulang, Dira tiba-tiba menghentikan langkahnya. Ia tersenyum lalu mengeluarkan sebuah piala kecil dari dalam tasnya, yang ternyata ia sembunyikan sejak tadi. “Aku simpan untuk kejutan, Ran. Ini bukan hanya piala kita, tapi simbol persahabatan kita,” katanya. Rani terharu, menyadari bahwa hadiah terbesar bukanlah piala itu, melainkan sahabat sejati yang akan selalu ada di sisinya.
Sudut Pandang: Orang Ketiga Terbatas (pada Rani).
Alasan: Paragraf penutup berpusat pada tindakan Dira yang memicu kesadaran dan perasaan Rani. Meskipun Dira berbicara, titik puncaknya adalah realisasi Rani ("Rani terharu, menyadari bahwa hadiah terbesar bukanlah piala itu..."). Ini menegaskan bahwa narasi diakhiri dengan pandangan dari dalam benak Rani.