Mohon tunggu...
Risa Hasina Ramadhani
Risa Hasina Ramadhani Mohon Tunggu... Pelajar

Hobi saya adalah berenang dan membaca

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Sahabat Sejati 2: Sudut Pandang Penceritaannya

23 September 2025   16:28 Diperbarui: 23 September 2025   16:28 11
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sudut Pandang: Orang Ketiga Terbatas (pada Rani dan Dira).

Alasan: Deskripsi kembali ke pengalaman bersama. Narasi menggambarkan bagaimana Rani dan Dira berdiri di barisan, dengan detail tentang ekspresi wajah mereka ("wajah mereka sedikit tegang namun penuh harap").

Paragraf 10

Ketika gilirannya tiba, Rani merasa gugup. Jantungnya berdegup kencang, tangannya basah oleh keringat. Sesaat ia ingin menyerah karena takut mengecewakan timnya. Namun, tatapan penuh keyakinan dari Dira membuatnya berani melangkah.

Sudut Pandang: Orang Ketiga Terbatas (pada Rani).

Alasan: Narasi kembali menyempit untuk fokus secara eksklusif pada perasaan Rani yang gugup dan cemas sebelum lomba. Kalimat "Jantungnya berdegup kencang, tangannya basah oleh keringat" dan "ia ingin menyerah" hanya mengungkapkan perasaan dari satu karakter saja.

Paragraf 11

“Aku percaya padamu, Ran. Kita pasti bisa,” bisik Dira sambil menepuk bahu sahabatnya. Kata-kata itu membuat Rani menarik napas panjang dan berlari sekuat tenaga. Tongkat estafet berpindah dengan lancar ke tangan Dira. Dengan kecepatan penuh, mereka berhasil menyelesaikan lomba.

Sudut Pandang: Orang Ketiga Terbatas (pada Rani dan Dira).

Alasan: Paragraf ini adalah titik balik di mana interaksi antara Dira dan Rani menjadi krusial. Dialog dan tindakan Dira ("bisik Dira sambil menepuk bahu") langsung memengaruhi tindakan Rani, menunjukkan narasi yang mencakup interaksi keduanya.

Paragraf 12

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun