Mohon tunggu...
Yovinus
Yovinus Mohon Tunggu... laki-laki

Hidup itu begitu indah, jadi jangan disia-siakan. Karena kehidupan adalah anugerah Tuhan yang paling sempurna bagi ciptaanNya

Selanjutnya

Tutup

Cerbung

04-Satu Hati Dua Cinta

9 Juli 2025   07:59 Diperbarui: 9 Juli 2025   07:59 39
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Setiap surat telah dibacanya berkali-kali, seperti mengulang soal ujian nasional, takut salah pilih, takut salah langkah, takut salah jodoh.

Ada empat surat dari guru-guru honor di sekolahnya, bayangkan, empat! Entah semangat mengajarnya bagaimana kalau semua tertarik pada satu murid. Lalu satu dari ketua kelas, yang katanya rela berhenti jadi juara demi menjadi pacarnya.

Satu dari ketua OSIS, lengkap dengan kutipan motivasi. Satu lagi dari tetangganya yang rajin ikut ronda dan senyum tiap pagi. Ada pula satu dari seorang lulusan sekolah guru agama dari Malang, lengkap dengan dalil dan doa. Dan yang terakhir... dari Otong .

Otong. Nama itu seperti petir kecil dalam dada Bavik. Ada yang hangat, ada yang aneh. Tapi tetap saja, semuanya membuatnya bingung setengah mati. Hatinya seperti diperebutkan dalam lomba catur pakai hati.

Ia tak ingin salah pilih. Cinta bukan lelucon, bukan eksperimen. Ini soal hidup dan masa depan. Maka malam itu, Bavik pun bersujud dalam doa. Lama. Khusyuk. Hampir setengah jam lamanya ia bermunajat pada Tuhan, meminta petunjuk, entah dalam bentuk suara gaib, pelangi di malam hari, atau hati yang bergetar di titik tertentu.

Dan tiba-tiba... ia tersenyum. Sebuah ide brilian muncul. Bukan bisikan langit, bukan pula penglihatan ajaib, bukan juga mukjizat yang tiba-tiba muncul di luar hukum logika, tapi ide cemerlang yang membuat matanya berbinar seperti baru menang undian.

Tuhan menjawabnya bukan dengan suara, tapi dengan inspirasi.

Segera, ia meraih sebuah buku folio kosong berisi seratus lembar, buku cadangan untuk pelajaran, yang malam itu berubah fungsi. Dengan semangat detektif cinta, ia membuka lembar pertama dan mulai membuat sebuah tabel yang ia beri judul: Buku Seleksi Cinta.

Serius. Ia benar-benar menuliskan judul itu di atas halaman dengan huruf besar dan tinta biru: BUKU SELEKSI CINTA.

Di kolom vertikal, ia tulis nama-nama pengirim surat cinta itu satu per satu, hati-hati seperti menulis daftar calon presiden. Satu persatu, dari guru honor sampai Otong , tak ada yang terlewat. Ia akan menilai semuanya, satu per satu; dengan skor, catatan kaki, bahkan mungkin bonus nilai untuk puisi terbaik.

Malam itu, Bavik tidak lagi hanya melamun di balik jendela. Ia bekerja, menilai, menganalisis, mencatat, tertawa kecil saat membaca kalimat konyol, dan menangis pelan ketika membaca surat Otong .

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun