Mohon tunggu...
Yovinus
Yovinus Mohon Tunggu... Penulis - laki-laki

Hidup itu begitu indah, jadi jangan disia-siakan. Karena kehidupan adalah anugerah Tuhan yang paling sempurna bagi ciptaanNya

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Menabung di Bank adalah Sumbangsih Membangun Negeri

17 Agustus 2020   12:22 Diperbarui: 17 Agustus 2020   12:31 227
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar: aa.com.tr

Jika setiap orang manusia di Indonesia menabung Rp. 50.000 saja perbulannya, maka akan didapat dana segar sejumlah 13,5 triliun rupiah. Bagaimana kalau secara rata-rata setiap kepala manusia yang ada di Indonesia itu mampu menabung sejumla Rp. 1 juta saja perbulannya? 

Maka akan didapat dana segara sebesar 270 triliun dalam sebulan. Itu artinya dalam setahun bisa terkumpul dana segar 3,2 ribu triliun rupiah. Nah, kalau dibandingkan sekarang banyak orang Indonesia yang punya tabungan diatas 3 triliun, wah tidak bisa dibayangkan dana segar yang bisa dikumpulkan oleh bank bank yang ada di Indonesia ini.

Berikut beberapa pemikiran yang perlu dilakukan secara simultan oleh pihak bank dalam upayanya menghimpun dana masyarakat: mensosialisasikan pentingnya menabung di bank, menghilangkan biaya administrasi, menghilangkan resiko kehilangan uang nasabah sampai nol persen, memberikan stimulan agar calon nasabah mau menabung, melaksanakan undian berkala secara nasional dan lokal, memberikan pendidikan dan bimbingan gratis bagi usaha-usaha peningkatan ekonomi masyarakat, serta perlakuan yang lebih manusiawi terhadap para penabung pasif.

Dari beberapa pemikiran di atas, yang paling krusial adalah biaya administrasi dan perlakuan terhadap penabung pasif. Menurut hemat saya, tidak perlulah memberlakukan biaya administrasi secara bulanan bagi seseorang nasabah, karena kalau tabungannya tidak bertambah maka uang yang ditabungnya itu pada akhirnya akan habis. 

Jadinya menabung di bank akan menghabiskan uang nasabah, bukannya aman. Padahal menabung di bank itu sejogjanya sesuai dengan jargon menabung di bank yaitu aman, terjamin, berkembang, praktis, dan hemat.

Biaya administrasi bisa disiasati dengan mengaplikasikan teknis subsidi silang, yaitu dengan mengambil prosentase dari hasil bunga kredit pihak ketiga yang besar. 

Karena bagi nasabah yang sudah mau menabung di bank itu sudah luar biasa, jangan sampai lagi dibebankan biaya administrasi. Jangan hanya berorientasi terhadap penabung besar saja, tetapi nasabah yang kecil-kecil itu juga akan jadi besar jika jumlah orangnya banyak.

Lalu yang kedua adalah perlakuan terhadap penabung pasif yang tidak manusiawi. Sering seorang nasabah uangnya akan habis jika beberapa lama tidak menabung. Ini dikarenakan biaya administrasi yang begitu besar dan bahkan ada bank yang menerapkan biaya sangat besar setelah tidak aktif selama tiga bulan. 

Celakanya lagi, definisi penabung pasif ini ada yang menerapkan aturan tidak datang secara fisik ke gedung bank. Jadi semua transaksi melalui ATM itu dianggap sebagai penabung pasif.

Mungkin pihak bank harus menyadari, bahwa tidak semua orang Indonesia itu berduit dan bergaji besar. Sadarilah, bahkan ada guru honor yang gajinya hanya Rp. 200.000 per bulan, jadi bagaimana dia bisa menyisihkan gajinya itu untuk menabung. Jika dia masih bisa menyisihkan sepuluh ribu rupiah saja, itu sudah luar biasa. 

Tetapi hal itu tidak akan mencukupi biaya administrasi, apa lagi jika beberapa bulan dia tidak bisa menabung, maka habislah uangnya, padahal dia menyisihkan sebagian nyawanya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun