Mohon tunggu...
Widianto.H Didiet
Widianto.H Didiet Mohon Tunggu... Model - Pria Tampan Pencari Cinta

Seorang pecinta seni yang mencari makan dari dunia kreatif, suka jalan jalan selama tidak menyusahkan dan tentunya sangat menikmati Wisata Kuliner sebagai kebutuhan wajib yang tidak bisa ditinggalkan. Aktif di dunia fotografi sebagai praktisi, hobi dan sekaligus pengisi pundi pundi.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Empire of The Son

21 Januari 2020   09:41 Diperbarui: 25 Januari 2020   22:43 142
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kemusnahan aneka kebudayaan Majapahit itu adalah salah satu kerugian terbesar yg efeknya (harusnya) dirasakan oleh orang Jawa era sekarang. Contohnya, kesaktian dan aneka ilmu leluhur sudah tidak lagi bisa dipelajari dengan sempurna. 

Karena apa? Saat penyebaran Islam, aneka keilmuan seperti itu dinyatakan terlarang dan penganutnya dibunuh. Tidak musnah total karena orang jawa berilmu masih menurunkan ke anaknya dalam bentuk ucapan tidak tertulis..

Para wali 9 sebagai penyebar agama Islam di Nusantara, bahkan menghukum mati salah satu anggotanya karena pemahamannya tentang kebatinan yg berbeda dengan manual book mereka yg harusnya diajarkan dan disebarkan lebih dulu pada rakyat.

Kebudayaan Jawa atau tepatnya Majapahit sendiri musnah dalam artian hanya untuk kalangan terbatas. Untunglah salah satu wali yg sakti dulu setelah bertapa di kali dan setelah itu baru jadi wali, menyadari akan pemusnahan budaya ini. 

Dia lalu melakukan penyelamatan dengan melakukan penggabungan unsur ngarab dengan tradisi budaya Jawa, contohnya pada wayang kulit. Hingga budaya itu masih bisa bertahan. Wali ini sangat berperan dalam mempertahankan budaya Jawa.

Nah, kisah tentang akhir kerajaan majapahit ini bisa dicari dari berbagai sumber. Intinya saya hanya menyampaikan lagi kisahnya.

So, ini adalah sekedar pengingat akan karakter sebagian bangsa kita, kaum kita, kaum lokal terutama ras jawa, ras gue; "Terlalu cerdas", sehingga seringkali mengambil kesempatan untuk mendapat untung bagi dirinya sendiri sekalipun harus jadi penghianat.

Karakter ini sangat dipahami oleh penjajah. Dengan politik Devide et impera atau pecah belah dan jajahlah, Belanda berhasil memporak porandakan kerajaan-kerajaan yg masih ada saat mereka mulai masuk ke nusantara.

Orang kita banyak yg sakti (fakta). Dukun santet saja bisa dapat posisi sebagai manusia terpandang di negeri ini.. lalu, ada yg bilang "kalau memang nenek moyang kita punya ilmu sakti, kenapa gak nyantet para penjajah?"  

Jawabnya simple, karena belanda memelihara dukun dukun lainnya atau bahkan jawara (kayak di ibukota kini #eh) agar melindungi mereka! Dukun atau jawara ini dapat aneka posisi, bahkan diberi gelar kebangsawanan.. jadi raja kecil dengan menekan bangsa sendiri..

Nah kan sifar dasar sebagian manusia nusantara.. penghianat!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun