Mohon tunggu...
Mena Oktariyana
Mena Oktariyana Mohon Tunggu... Penulis - a reader

nevermore

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Mengenal Rasisme Model Baru Melalui Novel "Dear Martin"

5 Desember 2019   19:22 Diperbarui: 5 Desember 2019   19:45 602
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://www.goodreads.com/book/photo/24974996-dear-martin

Mereka menjadi kaum ignorance yang tidak peduli lagi dengan orang-orang yang masih menjadi korban diskriminasi rasial di Amerika. Bentuk rasisme ini sering dibawa ke meja argumentasi oleh orang kulit putih. 

Dari ideologi tersebut, mereka yang tidak mengalami rasisme akan dengan sangat mudah untuk tidak peduli atau acuh terhadap isu-isu rasial yang masih dihadapi oleh orang kulit hitam, karena sudah menjadi rahasia umum bahwa orang kulit putih punya white privilege yang akan slalu menghindarkan mereka dari segala bentuk diskriminasi rasial. Namun tentu saja tidak semua orang kulit putih seperti itu. 

Ada empat frame (bentuk) color-blind racism menurut Eduardo Bonilla-Silva, antara lain Cultural Racism Frame, Minimization Racism Frame, Abstract Liberalism Frame, dan Naturalisation frame. Namun menurut analisa saya terhadap novel ini, saya menemukan tiga bentuk color-blind racism yang muncul di novel, antara lain Cultural, Minimization, dan Abstract Liberalism frame.

1. Cultural Racism Frame
Bentuk color-blind racism ini tercermin dalam argumen Jared, remaja kulit putih, teman satu sekolah Justyce, dan juga lawan Justyce dalam grup debat. Dalam argumennya, Jared menjelaskan bahwa Amerika sudah mencapai kesetaraan rasial, dan siapapun mereka, orang kulit hitam yang hidup dalam kemiskinan sama sekali tidak ada hubungannya dengan diskriminasi dan kesetaraan rasial. 

Dia juga mengklaim bahwa satu-satunya alasan kenapa mereka tidak bisa terhindar dari kemiskinan adalah karena kemalasan mereka. Tidak lupa dia juga membandingkan Manny dengan Justyce. Manny dan Justyce sama-sama remaja kulit hitam, namun orangtua Manny bisa membuktikan bahwa, biarpun mereka berkulit hitam/minoritas mereka tidaklah miskin. 

Hal itu cukup menjelaskan bahwa orangtua Manny bukanlah orang kulit hitam yang malas. Hal ini menyinggung Justyce, secara halus Jared menuduh Ibu Justyce yang mana seorang single parent masuk dalam kelompok orang kulit hitam pemalas karena mereka hidup dalam kemiskinan.

Dapat dilihat bahwa Jared menyalahkan kemiskinan orang kulit hitam sebagai sebuah budaya yang mempengaruhi posisi mereka dalam masyarakat. Seperti yang dijelaskan oleh Eduardo, rasisme model ini sering dilabeli sebagai "budaya kemiskinan". 

Beberapa orang kulit putih seperti Jared cenderung menyalahkan orang kulit hitam sebagai kelompok yang malas, dan  tidak mau bekerja keras sehingga mereka tetap menjadi kelompok minoritas yang hidup dalam keterbatasan ekonomi.

Hal ini tentu saja tidak sepenuhnya benar, Jared tentu saja tidak etis jika hanya memberikan satu atau dua contoh perbandingan. Seperti yang diungkapkan oleh Sarah Jane yang tidak setuju dengan argumen Jared.

Menurutnya, Jared harus bisa melihat dan mempertimbangkan faktor-faktor lain, seperti kurangnya kesempatan yang diperoleh kelompok minoritas, kurangnya lapangan kerja untuk mereka, dan hal ini tentu saja besar kaitannya dengan tindak diskriminasi rasial yang kelompok minoritas hadapi.

2. Minimization of Racism Frame
Rasisme model ini sebenarnya 11 12 dengan Cultural Racism yang sudah saya sebutkan diatas. Beberapa orang kulit putih tidak pernah menganggap rasisme sebagai permasalahan serius di Amerika Serikat. Mereka punya kecenderungan untuk menyederhanakan segala bentuk diskriminasi rasial yang terjadi di sekitar mereka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun