Mohon tunggu...
Melyx Chang
Melyx Chang Mohon Tunggu... Lainnya - Freelancer

I am full-time dreamer

Selanjutnya

Tutup

Love

Dia, yang hanya Singgah Sebentar.

6 Juli 2022   18:19 Diperbarui: 7 Juli 2022   04:48 572
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Love. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Prostooleh

Hari minggu ke-5 di bulan Mei. Di siang hari, tiba-tiba ada notif di screen handphone. Ada orang baru datang ke hidupku. Entah bagaimana semesta bekerja hingga kami bisa bertemu sapa virtual. Percakapan yang panjang mulai dari hal serius sampai canda tawa yang tak habis-habisnya. Tak akan berhenti jikalau pada saat itu koneksi internet tiba-tiba terganggu. Seminggu kemudian komunikasi kita semakin baik dan terasa dekat. Kami belum pernah ketemu secara langsung. Jadi hanya komunikasi video call. Meski demikian, tak mengurangi rasa kedekatan kami. Dia pun tak canggung mengungkapkan banyak kata yang pastinya ingin didengar oleh setiap wanita. Baru kenal tapi serasa sudah kenal lama. Banyak persamaan membuat kami cukup dekat. Iya, Cukup dekat untuk ukuran dua manusia yang baru saling mengenal selama seminggu. 

Minggu berikutnya masih sama. Semakin dekat. Awalnya aku tak banyak berharap. Kenal dengan seseorang itu sudah cukup membantu bagiku yang sudah lama tak komunikasi dengan manusia lainnya. Teman? Aku punya beberapa teman tapi mereka tinggal di kota lain dan sudah punya kehidupan masing-masing. Dia satu-satunya yang aku pikirkan saat aku berhenti dari rutinitas bekerja online. Minggu ketiga aku semakin merasa yakin padanya. Secepat itu. Entah apa yang kupandang darinya hingga aku jatuh begitu cepat. Aku ingin sesekali mengganggunya tapi tak semudah yang aku bayangkan. "Hari kerja aku selalu sibuk dan ngk bisa selalu balas pesanmu", katanya menjelaskan. Aku memakluminya tapi setelah beberapa kali aku coba untuk komunikasi dengannya adalah hal yang tak masuk akan bahwa pesan hari ini dibalas dua sampai tiga hari kemudian. Aku kemudian menanyakan kejelasan hubungan kami. Lah... ternyata dia hanya bisa mengganggapku sebagai teman. Apes banget ngk sih. Aku malu pasa diriku sendiri. Semesra itu, sedekat itu dan selama itu kami komunikasi tapi hanya teman. Aku pikir itu akan menjadi langkah awal bagiku untuk memulai hubungan serius tapi ternyata tidak. 

Bisa dibayangkan, hatiku yang  sudah mulai terbuka dan jatuh cinta tapi langsung ambruk parah. Sumpah, sesakit ini ternyata dekat dengan seseorang tapi hanya dilabelin dengan teman. Aku bisa saja menuntut saat itu, mengapa dia menjanjikan banyak hal mulai dari pernikahan sampai masa depan dan bla bla bla. Tapi aku tak sanggup lagi. Mulutku sudah terkunci. Aku lebih memikirkan harga diriku. Tapi apa dia bercanda? Seserius itukah bercanda? Aku diam menahan sakit hati. Aku memasang wajah lapang saat itu meski hatiku sudah seperti teriris-iris. Aku mengiyakan perkataannya dan menjelaskan bahwa bagi teman tak akan sedekat itu. "Mungkin aku akan membatasi diriku," balasku. Aku tutup video call lalu menangis karena aku tak bisa menahan perihnya hatiku. Aku mengutukinya dan protes kepada Tuhan kenapa menghadirkan orang yang seperti itu dalam hidupku. Mengambil hatiku tanpa berpikir panjang. Semudah itu. 

Hampir sebulan kami komunikasi dan dekat dan berakhir dengan kata "teman". Aku memutuskan tak akan pernah menghubunginya lagi. Dari awal, dia tidak datang sebagai teman, seorang teman tak pernah setega itu dalam bercanda. Candaannya terlalu serius membuatku melayang tinggi lalu di hempas bebas begitu saja. Aku tau ini akan menjadi pembelajaran bagiku bahwa tak seharusnya aku mudah percaya pada pria.Sepertinya aku terlalu naif saat itu. Terimakasih atas pembelajaran satu bulan buat pria yang sudah singgah sebentar dihatiku dan tanpa sadar sudah berhasil mengobrak-abrik hidupku. Move on memang berat tapi harus aku lakukan demi melanjutkan hidupku. 

Kini ku sadar, tak selamanya hal serius itu emang serius. Bisa jadi hanya candaan. Jadi, biarkan semua perkataan lewat telinga kanan tapi segera keluarkan dari telinga kiri. Jangan dibiarkan melewati hati apalagi dibiarkan tumbuh subur disana. Disiram lagi. Ntar kalau dah berakar dalam, susah mencabutnya. Sakit. Semangat buatku dan  para pejuang serious relationship ya. Semoga di hari baru selanjutkan aku dipertemukan dengan orang yang benar-benar serius dan yang sangat hati-hati menjaga hatiku. Amin.Kalian juga pastinya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun