Mohon tunggu...
melvin saputra
melvin saputra Mohon Tunggu... Mahasiswa

Hi

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Hope for the Wild : Drone dan AI yang Memberi Harapan Baru bagi Satwa indonesia

30 September 2025   08:17 Diperbarui: 1 Oktober 2025   13:26 49
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


2.WWF & AWS Machine Learning: Dengan dukungan komputasi awan, WWF mampu memproses data kamera trap dalam hitungan menit, mempercepat deteksi perburuan liar dan penurunan populasi (About Amazon).


3.Tim patroli gajah di Aceh & Lampung: Drone digunakan untuk memantau pergerakan gajah liar dan memberi peringatan dini bagi desa sekitar agar konflik dapat dicegah (WWF Indonesia, 2024).


Cerita-cerita ini menunjukkan bahwa teknologi bisa berpihak pada alam jika digunakan dengan bijak.

Tantangan yang Masih Dihadapi


Meski menjanjikan, penerapan teknologi ini tidak tanpa tantangan. Biaya perangkat drone dan kamera trap masih tinggi bagi banyak lembaga konservasi lokal. Ketersediaan SDM yang paham teknologi juga masih terbatas. Selain itu, hutan tropis yang lebat sering mengganggu sinyal GPS dan jaringan internet.


Namun, harapan tetap ada. Komunitas ilmuwan dan aktivis konservasi kini mulai membuka akses platform open-source seperti PyTorch-Wildlife yang memudahkan peneliti lapangan melatih model AI tanpa perlu kemampuan pemrograman tingkat tinggi (Yousif et al., 2024). Pendanaan dari lembaga internasional dan perusahaan teknologi juga terus meningkat. Semakin banyak relawan muda yang tertarik belajar teknologi untuk mendukung konservasi.

Harapan untuk Masa Depan

Bayangkan masa depan di mana setiap taman nasional di Indonesia memiliki jaringan kamera trap pintar yang saling terhubung dan menganalisis data secara real time. Drone patroli terbang otomatis menyisir area rawan perburuan. Masyarakat lokal dilibatkan dalam pengoperasian teknologi, mendapatkan penghasilan sambil melindungi hutan mereka sendiri.


Dengan perpaduan teknologi mutakhir dan aksi nyata di lapangan, kita punya kesempatan nyata menyelamatkan orangutan, gajah, dan harimau dari ancaman kepunahan. Teknologi bukan pengganti manusia, melainkan alat bantu yang membuat upaya konservasi lebih cepat, efisien, dan aman.

Referensi

1.Yayasan Ekosistem Lestari (YEL). Sumatran Orangutan Conservation Programme. (2023). yel.or.id
2.DJI Viewpoints. Drones Help Counting Orangutans in Borneo. (2023).
3.WWF Indonesia & Amazon Web Services. Machine Learning to Save Endangered Species. (2024).
4.Norouzzadeh, M.S. et al. (2018). Automatically identifying, counting, and describing wild animals in camera-trap images with deep learning. PNAS.
5.Yousif, A. et al. (2024). PyTorch-Wildlife: An Open Source AI Platform for Conservation.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun