Mohon tunggu...
MELVIN LEVINA
MELVIN LEVINA Mohon Tunggu... Sejarawan - Mahasiswa Ilmu Sejarah

Saya adalah mahasiswa ilmu sejarah. Gemar mengejar yang unik seperti sejarah rempah, sejarah kekiri-kirian, sejarah gaya hidup. Saya senang membaca dan buku yang paling saya gemari akhir-akhir ini adalah buku fiksi sejarah.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Artikel Utama

"Jika Anda Ragu-Ragu, Kembali Sekarang Juga"

2 April 2024   21:33 Diperbarui: 4 April 2024   00:25 484
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
bunker batujajar (tribunnews)

"JIKA ANDA RAGU-RAGU, KEMBALI SEKARANG JUGA". Plang besar langsung menyambut pengunjung ketika memasuki wilayah Kecamatan Batujajar. Plang besar yang kesannya tegas dan jantan mampu menjadi ikon wilayah Batujajar. 

Batujajar merupakan daerah kecil yang letaknya 14 Km dari pusat Kota Bandung. Batujajar yang dilingkupi gunung dan vegetasinya yang rimbun dipilih sebagai markas Kopassus hingga masa sekarang. Kebanyakan masyarakat yang tinggal di sana memiliki keterhubungan dengan dunia militer. 

Sebagian masyarakat ada yang menetap karena kerabat harus bertugas di Batujajar, sebagian masyarakat menetap karena telah menjadi pensiunan, tetapi ada juga sebagian kecil masyarakat yang biasa saja tanpa keterhubungan tertentu seperti keluargaku.

Meskipun keluargaku tidak berhubungan langsung dengan persoalan semacam prajurit atau abdi-abdi negara, tetua keluargaku turut menyumbang sumbangsih terhadap Kopassus.

Kakek uyutku, Bapak Sidi (panggilan akrab warga Batujajar kepada kakek), hidup se-zaman dengan Idjon Djanbi. Idjon Djanbi merupakan seseorang yang mengambil peran besar dalam kelahiran Kopassus. Ia warga berkebangsaan Belanda yang cinta kepada tanah air. 


Kecintaannya tidak perlu dinegasikan dengan pertalian darahnya tetapi jiwanya yang senantiasa berpihak kepada bangsa Indonesia. Bapak Sidi turut mendampingi Idjon Djanbi dan bahkan nenek uyut yang kini berusia 80 tahun masih mengingat persahabatannya dengan istri Idjon Djanbi. Nenek Ita, nenek uyutku, tidak menyangka bahwa Batujajar yang dulunya hanya sehampar kebun pisang dapat menjadi rumah bagi para prajurit sampai masa sekarang.

Dalam waktu yang lama, Batujajar telah menjadi rumah bagi para prajurit. Batujajar bukanlah kawasan yang asing dalam dunia militer dan pertahanan. Batujajar, Cililin, hingga Gunung Halu merupakan tempat bercokol para prajurit untuk mempertahankan kekuatan bangsa, terutama ketika peristiwa Bandung Lautan Api.

Tentara Republik Indonesia (TRI) (Saat ini TNI) menerima ultimatum bahwa sekutu akan menyerang dan persenjataan yang dimiliki oleh Indonesia turut diserahkan. Ultimatum itu ditolak dan TRI yang dikomandoi oleh A. H. Nasution memutuskan membakar Bandung Utara yang terdapat gudang milisi.

Pertempuran tersebut membuat kobaran api turut menjalar hingga ke Bandung Selatan sehingga pada tengah malam, Kota Bandung telah habis dibakar dan masyarakat pindah ke bagian barat yaitu daerah Batujajar, Cililin, dan Gunung Halu. Gerilya dilanjutkan di tepi daerah Bandung selepas peristiwa Bandung Lautan Api.

Batujajar merupakan kawasan yang rimbun dan jauh dari pusat kota dinilai aman untuk membangun pertahanan. Selain itu, jika merunut pada sejarah perjuangan kemerdekaan Indonesia, Batujajar merupakan bekas pangkalan Korps Speciale Troepen (KST) Belanda yang diserahkan kepada Angkatan Perang Republik Indonesia Serikat (APRIS) melalui Konferensi Meja Bundar (KMB).

Bekas pangkalan militer tersebut kemudian menjadi markas Komando TT-III/Siliwangi yang dulunya dikenal dengan nama Resimen Para Komando Angkatan Darat (RPKAD) dan kini menjadi Kopassus.

Hidup berdampingan dengan lingkungan militer turut memengaruhi kehidupan masyarakat Batujajar pada umumnya. Setidaknya, masyarakat Batujajar merupakan masyarakat yang inklusif. Masyarakat di Batujajar terbiasa menerima pendatang berupa prajurit baru dan melepaskan prajurit purna tugas. 

Tak sedikit pula dari masyarakat Batujajar kemudian memilih untuk menjadi pasangan prajurit-prajurit tersebut meski dalam bahasa Sunda terdapat paparikan (sindiran) yang berbunyi:

Boboko ragrag di imah
Ninggang kana pileuitan
Mun bogoh montong ka semah
Ari anggang sok leungiteun
 

Yang artinya:

Wadah nadi jatuh di rumah
Terbentur dalam gudang beras
Kalau cinta jangan ke tamu
Kalau jauh terasa hilang

Meskipun demikian, hal tersebut merupakan peristiwa yang biasa bagi masyarakat Batujajar. Hal menarik yang dapat diulik dari masyarakat Batujajar adalah masyarakat yang hidup tentram meski di tengah kisruh-kisruh latihan kemiliteran. Letak Kopassus yang berada di jantung Kecamatan Batujajar membuat daerah tersebut banyak dilibatkan dalam latihan militer. 

Dalam beberapa waktu, akan ada rombongan prajurit yang melakukan long march dengan senjata di tangah dan yel-yel penuh semangat. Alih-alih memberikan kesan bising, anak-anak sekolah justru kesenangan dan berbondong-bondong untuk turut melihat rombongan prajurit tersebut. 

Beberapa di antara mereka mungkin menyisipkan doa menjadi prajurit seperti paman-paman tersebut. Tanpa disadari, kedekatan lingkungan masyarakat dengan lingkungan militer menjadi manfaat tersendiri bagi masyarakat Batujajar.

Pemisah antara Batujajar dengan Kecamatan Cihampelas adalah Sungai Citarum. Sungai Citarum termasuk sungai paling kotor di dunia, akan tetapi Sungai Citarum yang membelah Kecamatan Cihampelas dengan Kecamatan Batujajar merupakan sungai yang bersih. 

Meskipun airnya tidak dalam kategori jernih, Sungai Citarum yang melewati Kecamatan Batujajar cenderung bebas dari sampah. Keadaan demikian didukung oleh program Citarum Harum. 

Program Citarum Harum sebenarnya merupakan program nasional yang menyasar pada perbaikan di daerah aliran sungai akan tetapi pelaksanaannya dilaksanakan dan dipantau oleh prajurit yang bertugas. 

Dalam hal ini, prajurit-prajurit yang bertugas di Kopassus memiliki peran yang besar dalam mengedukasi dan mengayomi warga terkait kebersihan Sungai Citarum.

Dalam beberapa kesempatan, prajurit-prajurit tersebut kerap berlatih di Sungai Citarum pada tengah malam. Suara tembakan terkadang terdengar oleh masyarakat Desa Selacau yang pemukimannya bersisian dengan Sungai Citarum. 

Meskipun demikian, masyarakat yang tinggal di sekitar daerah tersebut tidak terlalu ambil pusing atas suara tembakan tersebut sebab mau bagaimanapun kepentingan prajurit yang sebaiknya diutamakan.

Rasa-rasanya, bentuk pengabdian masyarakat Batujajar yang paling nyata terhadap ketahanan negara adalah mengesampingkan keperluan pribadi dibanding keperluan prajurit. 

Pada kesempatan-kesempatan tertentu, tank-tank baja dan artileri melintasi jalanan Kecamatan Batujajar yang luasnya terbatas.

Tank-tank baja tersebut akan melaju membelah jalanan dengan didahului oleh prajurit bermotor. Jika mendapati kesempatan tersebut, memang sebaiknya mengalah dan menunggu hingga alat-alat berat tersebut melintas sampai tandas. 

Sebagian masyarakat yang terburu-buru terkadang sebal akan tetapi lebih banyak lagi yang senang melihat koleksi-koleksi alat perang negara dipamerkan secara gratis melintasi kawasan Batujajar. 

Pada pertengahan Januari 2024 lalu, tank-tank baja milik Kopassus melintas di jalanan Batujajar. Penulis dapat melihat beberapa anak-anak dan orang dewasa turut merekam alat-alat berat tersebut melintas. Tinggal di kawasan Batujajar setidaknya mengenalkan kita pada dunia yang berbeda.

Dunia tersebut tidak melulu kaku. Masyarakat Batujajar kerapkali menggunakan fasilitas militer untuk melakukan aktivitas seperti olahraga, berenang, dan penggunaan lapangan yang diperkenankan oleh Kopassus. Anak-anak sekolah lebih banyak memanfaatkan fasilitas-fasilitas tersebut. 

Berbagai cabang olahraga tergabung dalam Kopassus dan anak-anak sekolah dapat mendaftar untuk mendapatkan latihan dari cabang olahraga yang diminati. Cabang olahraga yang ramai diminati adalah voli, karate, dan renang. 

Sedangkan, masyarakat sipilih memilih untuk memanfaatkan lintasan lari dan jalan yang terhampar hingga ke Landasan Udara Suparlan. Pada Minggu hari, banyak masyarakat yang berbondong-bondong berolahraga ke kawasan militer karena di samping lintasan lari, terdapat juga pasar kaget yang ada hanya pada Minggu pagi. Pada sore hari, masyarakat dapat menikmati matahari tenggelam di Bunker Batujajar.

Setidaknya, terdapat tiga prestise yang dimiliki masyarakat Batujajar yaitu Markas Kopassus, Prabowo (Pemenang Pilpres 2024) besar sebagai prajurit di Kopassus Batujajar, dan Bunker Batujajar.

Berbagai masyarakat dari Bandung Utara hingga Bandung Selatan ramai-ramai berkunjung ke Bunker Batujajar untuk menikmati pemandangan matahari tenggelam. 

Bunker Batujajar pada kenyataannya merupakan bangunan bersejarah yang berdiri pada pemerintahan kolonial. Bunker tersebut diduga dibangun atas keperluan KST Belanda. Bunker tersebut secara tidak resmi menjadi obyek wisata.

Kopassus yang memiliki lahan tersebut tidak berkenan mempersilakan kawasan tersebut menjadi obyek wisata sebab dalam beberapa kesempatan, prajurit-prajurit Kopassus akan menggunakan lahan tersebut untuk latihan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun