Mohon tunggu...
Meliana Kumalasari
Meliana Kumalasari Mohon Tunggu... Administrasi -

Aku lebih senang bermain imajinasi dan kata dalam pena yang tak seharusnya melukai asa ku sendiri.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Patah

18 Februari 2019   22:51 Diperbarui: 18 Februari 2019   23:01 31
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

Kecewa yang kurasa tak sebanding dengan apa pun yang kamu punya. Kamu tahu tidak, aku kecewa dengan sangat terdalam dan kamu hebat dalam menjalankan peran. Kini aku tak tau harus eperti apa terhadapmu. Kita hanya kumpulan tata surya yang mengharap sama. Kau mentari dan aku hanya bulan, kau pemberi kehangatan dan aku hanya pemberi tenang. Sebesar apa pun keinginan kau dan aku hanya sebatas pagi dan malam. Berharap tuk bertemu tapi berharap untuk pergi, entah apa yang akan terjadi untuk takdir kita. Dipertemukan dengan luka dan ditinggalkan dengan luka. Seperti novel ada pembuka dan penutup pada halamannya. Kamu sadar bukan jika memiliki untuk menyakiti maka kamu akan tersakiti dengan dirimu sendiri, Tuhan maha adil atas segala hal untuk makhluknya. Aku mencintaimu bukan karena rupa dan hartamu dan aku meninggalkanmu bukan karena luka dan asaku, tapi semua karena takdir yang memang hanya setipis kertas, selembut kapas, dengan cerminan air yang kau lihat seakan hidup tapi sebenarnya hanya kau yang tahu warna apa yang menjadi cerminmu. Kata perpisahan bukanlah hal yang terburuk untukku tapi kata pertemuan adalah hal yang paling menyedihkan untukku, mengapa? arena demikian demikian yang memang tidak seharusnya terjadi harus terjadi dengan banyak luka yang memang kau beri dengan cuma cuma tanpa kau tahu siapa yang kau beri.

Sayang....
Puisi bukanlah penghantar romantis dalam hubungan
Bukan pula penghantar rasa yang tertuang
Namun.....
Puisi adalah senjata dimana kamu tau titik tertajamnya
Seperti langkah yang tergoyah hanya karena kamu tau akhirnya
Sayang....
Setidaknya kamu tau, masih ada wanita yang mencintaimu
Bukan aku, tapi dia yang singgah terlebih dahulu dihidupmu
Percayalah, takdir teman terbaik dalam hidup kita

Aku sudah tau akhirnya, aku sudah tau rasanya, ak sudah tau rupanya dan aku juga sudah tau segalanya. Lalu untuk apa bertahan? aku hanya iam ditempatku dengan hatiku, jika kau melihatku sudah tak ada ditempatku maka sudahlah jangan harap aku masih ada untukmu. Karena kau tauaku benci dengan segala luka yang kamu beri. Pergilah jauh dan jangan pernah kembali untuk sebuah cinta yang tak pernah kamu tanam untukku.

Cinta mengajarkan untuk bertahan, mengerti, memberi dan mengasihi.
Luka mengajarkan untuk terjatuh, menangis, menggila dan putus asa.
Kamu, dia dan aku hanya 2 hal yang berbeda. Kamu dan dia sedangkan aku dengan takdirku.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun