Mohon tunggu...
Meliana Kumalasari
Meliana Kumalasari Mohon Tunggu... Administrasi -

Aku lebih senang bermain imajinasi dan kata dalam pena yang tak seharusnya melukai asa ku sendiri.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Patah

18 Februari 2019   22:51 Diperbarui: 18 Februari 2019   23:01 31
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

Kita hanya sepasang takdir yang saling meluka.

Sayang, kamu tau tidak? Takdir aku terhadapmu itu hanya sebuah kebetulan, benar tidak? kurasa semua tidak benar. Aku hanya percaya Tuhan menakdirkan kita karena maksud tertentu. Sama halnya aku terhadapmu dan kamu terhadapku. Kita punya hal yang berbeda sama halnya sepasang jemari yang saling bersama, aku hanya sebuah jari kelingking untukmu dan kamu bagai ibu jari untukmu. Percaya atau tidak kita amat jauh berbeda jarak tapi kamu selalu membantuku dan aku selalu membantumu. Tanpa sadar itulah artinya takdir walau akhirnya kita bukan sepansang jari manis yang saling melingkar dihidupmu nanti. Hahaha......lucu ya aku berpura bagai baik baik saja dengan semua hal dan kamu terus berjalan dengan takdirmu walau kau tau kita saling mencinta dengan luka.

Suatu hari kamu pernah berkata padaku, semua akan berjalan dengan apa yang aku inginkan. Tapi nyatanya semua nihil, entahlah aku sudah tidak pecaya dengan siapa pun termasuk....kamu!!!!

Maaf sayang, aku terlalu naif untuk semua hal, termasuk sakit hatiku. Kamu tau tidak? aku mengagumimu dengan segala kebodohanku. Aku tidak berharap luka terus memakan rasa percaya diriku, tapi sayang kamu selalu membuat diriku lebih percaya diri dari apa yang tidak seharusnya.
Sayang....

Tolong lepaskan aku sesegera mungkin, jangan siksa aku dengan kasih sayang yang sebenarnya bukan hakku. Dulu aku selalu berguman aku tak akan menerima apa yang bukan milikku. Tapi nyatanya aku menerima apa yang bukan milikku. Cinta yang kamu sebut aku luar biasa ternyata adalah arti dimana aku bisa berdiri dengan seribu luka yang kamu beri sepanjang hari, terima kasih.....rasanya aku lebih baik jatuh sejatuh jatuhnya kedalam lingkaran hitam yang aku buat sendiri

Hari ini mendung bukan berarti hujan katanya, aku rasanya sedih tapi bukan menangis....
Hari dimana aku tahu luka itu, sakit tidak? bukan sakit yang aku rasa tapi seperti mati seketika. Sayang, kenapa luka itu kamu beri padaku bukan dengan yang lain? apa karena faktor pantas atau tidaknya? apa kita pernah punya dendam sebelumnya? entahlah pertanyaan semua itu terus memenuhi otakku.
Aku hanya tak sadar betapa bodohnya aku mendengar pernyataan tersebut dari orang lain.

Semua bermula aku menemukanmu dengan jalan takdir yang kita pilih. Kamu mempertemukanku dengan dirimu yang sebelumnya belum aku temui, kamu yang keras kepala, tegas, dan berwibawa. Entah mengapa, "Cinta pada pandangan pertama" lebih mengasyikkan, aku menyukaimu dengan segala sifatmu ya termasuk jelekmu. Entah apa jadinya aku menjadi gila karenamu, seakan kamu memberikan jalan aku untuk meraihmu. seiring berjalannya waktu entah kenapa kamu berubah, ya...berubah semenjak kenal dia, iya dia yang kamus sebut dengan terang dihadapanku dengan seolah engkau dan aku tak terjadi apa apa. Sangat luar biasa hatimu, kau memilih dia dibanding aku yang bertahan atas luka luka kau buat selama 3 bulan lebih saat awal kita berkenalan. Kau pergi dengan dia dengan tanpa merasa dosa kamu meninggalkanku dengan luka yang belum sembuh. 

Kini kau hadir kembali dengan sejuta harapan tanpa dosa yang sebelumnya kau buat sendiri.  Sudah sekian lamanya kita tak berjumpa, kau bisa dengan mudahnya memintaku untuk singgah dengan mu lagi, apakah kamu tak tau rasanya luka? dengan semena-mena kau mengajakku untuk kembali dipelukkanmu. Entahlah apa yang kamu pikirkan terhadapku.....
Dan....
Lagi lagi mengenai takdir, entah apa yang yang aku pikirkan terhadapmu, entah apa yang aku rasakan terhadapmu, luka pun ternyata kalah dengan takdir. Mungkin aku bodoh, mengapa aku mau bersamamu lagi dan lagi yang pada akhirnya aku hanya menjadi yang tersakiti. Dengan berjalannya waktu....kamu pun berubah. Yah, aku sangat senang.....aku adalah orang yang paling bangga akan perubahanmu. Kamu sangat menjadi pria yang aku impikan, kasih sayang yang tulus, kebijaksanaan yang meluluhkan dan kecerdasan yang memukau.

Sayang, jika langit  masih gelap....
Itu hanya caramu saja yang salah dalam memandang
Sama halnya kita
Hanya kitalah yang salah dalam bersua
Sayang, jika caraku salah dalam mencintaimu
Setidaknya aku benar dalam menyayangimu
Itu adalah 2 hal yang berberbeda

Sayang, jujur aku bukan menyangkal rasa sakitku masih membekas di bagian sisi terdalam hatiku. Bukan aku mengeluh dengan tadir sayang....tapi kamu harus tau "wanita adalah makhluk Tuhan yang maha dasyat dalam mengingat sesuatu, tak terkecuali rasa SAKIT". Kamu harus paham sayang, ketika luka yang kamu buat tak akan sepenuhnya sembuh dengan cara kaku kembali, kamu harus benar benar mengobatinya. Tapi bukan artinya kamu mampu menghilangkannya, karena sekeras apa pun kamu menghilangkannya kamu tak akan bisa menghapus bekasnya.

Beberapa tahun berlalu....
aku cukup berterima kasih padamu, atas segala hal yang kau beri padaku. Entah mengapa malam itu sepulangku bekerja, aku mendapati kabar yang tak ingin aku nikmati. Kenapa? kenapa kau buat lagi goresan itu? apa belum puas dengan luka lalu? jika kamu membunuhku dengan perlahan seperti caramu inilebih baik kau bunuh aku dengan cara keji dan cepat seperti malaikat mencabut nyawa manusia. Terima kasih sayang....kau berulang kali membuatku seperti ini seakan Tuhan menghukumku melalu dirimu.
Dia....
Aku tau dia kekasih hidupmu, tapi tak melalu dirimu melainkan dari orang lain. Inikah caramu mencintaiku? inikah caramu membalas semuanya?
Tuhan, bantulah aku mengahadi takdirku. Bukan aku tak sanggup, tapi aku hanya tak kuasa membohongi diriku sediri jika aku kuat dan mampu dalam menghadapi semuanya. Saat ku dengar semua pengakuanmu, dibenakku yang aku anggap selama kita jalani hanya kesia siaan saja. Untuk apa selama ini kita bersama kalau pada akhirnya kau dan dia? entahlah aku lelah....

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun