Mohon tunggu...
Meli darmawati
Meli darmawati Mohon Tunggu... Mahasiswa - Pelajar

Qur'an pedoman hidupku, muhammad nabi ku

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Social Kapital Berkaitan dengan Praktek Pekerjaan

3 Agustus 2021   20:19 Diperbarui: 3 Agustus 2021   20:39 297
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Sebagai perkembangan dan pertumbuhan teori yang tak berakhir, telah banyak para peneliti mapan yang mempunyai kesimpulan dengan meragukan adanya ekspresi sosial capital dalam bentuk makro-level. Begitupun portes berasumsi bahwa sosial capital hanya ada dalam tataran individu.

Edward dan Foley memiliki kesimpulan yang sama dengan mengatakan bahwa, dalam tujua penelitian empririk, sosial kapita harus dipisahkan dengan niali psiko-sosial pada jaringan sosial dan sistem organisasi.

The Argument for social capital as a multi-level

Dalam hal ini, intinya, penneliti berusaha mengkombinasikan analisis level-mikro pada sosial capital dan analisis makro-leve pada sosial capital. Karena kedua jenis analisis diatas memiiki bukti kuat masing-masing dalam penjelasanya. Setiap peneliti mengambil kesimpulan atas apa yang diteliti tergantung pada bagaimana cara peneliti memandang. Kita harus menggunakan analis sosial capital (baik mikro-maupun makro) harus sesuai konteks yang ada.

Functional sub-types of social capital: bonding and bridging

Karya teoritis baru-baru ini berusaha untuk memecahkan gagasan modal sosial ke pada perbedaan sub-tipe-nya. Mungkin yang paling penting dalam perbedaan ini adalah antara modal sosial bonding (ikatan) dan bridging (hubungan). Dalam istilah jaringan, perbedaan awal didengungkan oleh Mark Granovetter peran yang dimainkan oleh ikatan yang lemah atau ikatan yang kuat. Hegel membedakan keduanya dari karya filsafat dalam istilah norma. Hegel membedakan antara ikatan yang kuat dari timbal balik dan kepedulian yang ditemukan di dalam keluarga dan masyarakat kecil (modal sosial dengan ikatan sosial yang normatif) yang cenderung mendominasi antara kerabat asing. Mengingat kecenderungan kurangnya kerjasama antara orang asing, Hegel menyoroti akan pentingnya masyarakat mendirikan nrma “altruisme impersonal” terutama melalui tindakan negara, dimana kerabat asing bisa bekerjasama dengan baik.

Woolcock membedakan antara kedua istilah itu, yang ia namakan integrasi sebagai bonding, dan hubungan sebagai bridging. Sedangkan Fedderke, De Kadt dan Luiz berpendapat perbedaan lintas sektoral antara dua fungsi modal sosial yaitu: transparasi dan rasionalisasi.

Jika dilihat lebih luas, perbedaan antara bonding-bridging menjadi penting dalam beberapa kasus, mungkin saja kita tidak terlalu khawatir akan pengukuran dari modal sosial seperti bonding dan bridging. Selain itu dalam penelitian baru-baru ini memperlihatkan bahwa bridging dan bonding mempunyai perbedaan kualitas empirik, memperkuat pentingnya perbedaan. Kesimpulannya, perbedaan bonding dan bridging menjadi banyak digunakan, namun banyak perbedaan yang lain belum mencapai nilai yang lebih luas.

Power and the concept of ‘linking’ socal capital: is social capital a public good?

Modal sosial mungkin sering hanya menjadi sebuah barang semi-publik atau klub. Memang, di beberapa kasus, mungkin ada dalam bentuk kelompok yang lebih luas mengganggap itu buruk atau patologis, seperti Mafia. Dalam bukunya Putnam yang berjudul “Dark side of social capital” dikatakan bahwa modal sosial itu digunakan untuk mencapai tujuan yang beberapa mungkin menganggap bahwa itu buruk. Suatu kajian terhadap sumber daya dalam jaringan sosial seseorang memberikan suatu tindakan yang kasar untuk orang-orang yang akan melihat dalam hal sepenuhnya barang publik.

Kombinasi tertentu dari bonding dan bridging pada tingkat mikro mencirikan masyarakat tertentu, Woolcock menyatakan bahwa kombinasi tertentu dari sinergi dan integritas organisasional pada level makro mencirikan bentuk berbeda dari hubungan negara-rakyat. Masalah bagaimana masyarakat menyepakati dengan hubungan kekuatasn asimetris tidak terbatas pada hubungan negara-rakyat. Itu muncul setiap kali kita mempertimbangkan hubungan antara dua individu, komunitas, atau institusi dimana pihak-pihak memiliki sumber daya yang sangat merata. Maka menghubungkan modal sosial mungkin untuk sementara waktu terlihat sebagai sebuah bentuk spesial dari moda sosial “hubungan” yang secara khusus menekankan pada power. – hal itu adalah sebuah hubungan vertikal melintasi kekuasaan dan sumberdaya asimetris. Di masyarakat seperti itu, kita akan melihat kekuasaan dan sumberdaya banyak dikelompokkan menjadi barang klub, geng, dan daerah kantong yang dilindungi yang terpisah (dan dilindungi).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun