Mohon tunggu...
Vanya  Karunia Mulia Putri
Vanya Karunia Mulia Putri Mohon Tunggu... Freelancer - Suka menulis.

Sedang, dan akan selalu belajar menulis.

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Benarkah Media Televisi Berpihak?

1 Maret 2019   20:11 Diperbarui: 1 Maret 2019   23:02 508
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pers merupakan salah satu pilar demokrasi, yang mana media massa menjadi corong bagi masyarakat, untuk dapat menyampaikan aspirasi. Media massa juga merupakan sumber informan yang utama dan kredibel bagi masyarakat.

Semakin dekat dengan pemilihan presiden dan pemilihan calon legislatif, banyak calon yang sedang gencar untuk mempromosikan diri, mulai dari blusukan hingga memasang iklan di platform media televisi.

Berbagai upaya dilakukan oleh para calon, untuk menarik hati dan minat, serta menciptakan citra positif di masyarakat. Lantas bagaimana cara menciptakan citra positif di masyarakat? Salah satunya melalui siaran berita di media televisi.

Jika kita menilik Teori Jarum Hipodermik, yang mana teori ini memiliki asumsi bahwa khalayak publik hanya terdiri dari sekumpulan orang yang bersifat homogen (dalam artian memiliki kesamaan visi dan tujuan) yang mudah dipengaruhi melalui pemberitaan di media.

Maka dapat dikatakan, berita yang disampaikan oleh suatu media televisi yang memiliki kesamaan visi dan tujuan, menyebabkan masyarakat homogen akan dengan mudah terpengaruh dan percaya.

Tampaknya hal ini mulai digaungkan kembali bersamaan dengan tahun politik, para calon ingin mendapatkan respon positif dari para pemilih, agar mendapatkan suara yang lebih banyak.

Saat ini terdapat beberapa pemilik stasiun televisi yang berafiliasi dengan partai politik tertentu. Hal ini tentunya sangat berpengaruh ke pemberitaan ranah politik pada media televisi.

Stasiun televisi ini tentunya dengan terus menerus "menggempur" khalayak dengan informasi positif tentang calon dan partai politiknya. Agar masyarakat yang bersifat homogen tadi, dengan mudah percaya dan terpengaruhi.

Akibatnya, para masyarakat ini dengan yakin dan mantap memiliki keyakinan bahwa semua yang dikatakan oleh media televisi tersebut adalah benar. 

Fenomena ini juga berkaitan dengan Teori Efek Media Terbatas, yang mana keterbatasan media menyebabkan masyarakat "terpaksa" menerima informasi dari berbagai media.

Walaupun saat ini masyarakat bisa mendapatkan informasi dari mana saja terutama dari internet, namun terdapat masyarakat yang belum terhubung dengan internet, sehingga masyarakat hanya mendapatkan informasi dari media televisi saja.

Sesungguhnya, Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) sudah beberapa kali melayangkan surat peringatan ke beberapa stasiun televisi tersebut, dikarenakan berita yang disiarkan tidak berimbang dan tidak netral.

Tidak berimbang dalam artian, berita yang disiarkan terlalu berat sebelah atau terlalu memberikan citra positif terhadap calon dan partai politik tertentu, dan berusaha memberikan "citra buruk" terhadap lawannya.

Sedangkan tidak netral dalam artian, stasiun televisi tersebut sudah memiliki keberpihakan pada salah satu calon dan partai politik. Padahal, media yang baik harus netral, berimbang, dan independen.

Namun sayangnya beberapa media televisi yang sudah ditegur tersebut, masih dengan santai terus memberitakan berita yang bersifat menguntungkan salah satu calon dan partai politik.

Salah satu contohnya adalah Metro TV yang dimiliki oleh Surya Paloh sekaligus Ketua Umum Partai Nasdem, yang memiliki keberpihakan pada salah satu calon presiden, sehingga pemberitaan terkait calon presiden tersebut selalu bersifat positif.

Tentu tidak salah, jika media televisi menyiarkan pemberitaan mengenai pencapaian Pemerintah dalam berbagai sektor, namun yang menjadi salah jika media tersebut tidak berimbang dalam pemberitaan, baik dalam intensitas pemberitaan maupun keberpihakan secara jelas dalam ranah politik.

Sudah seharusnya semua media, baik cetak, online, maupun televisi tetap menjaga netralitas dan berimbang dalam menyampaikan berita. Terlebih lagi, pada tahun politik saat ini, sangat sensitif dan sangat rawan jika ada pemberitaan terkait politik yang tidak netral serta tidak berimbang.

Maka sudah saatnya semua media tetap menjaga netralitas, keberimbangan, dan tetap independen, karena media merupakan corong utama untuk menjalankan demokrasi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun