Mohon tunggu...
Meita Rohmatina
Meita Rohmatina Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Pendidikan Indonesia

infj female

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Perkembangan Anak Sekolah Dasar

9 Desember 2022   10:44 Diperbarui: 9 Desember 2022   11:54 254
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Perkembangan sosio-emosional

Menurut teori Erikson, seorang anak SD mengalami perkembangan sosialnya pada rentang usia 6-12 tahun, yaitu tahap berkarya versus perasaan rendah diri. Siswa mulai menyadari adanya perbedaan antara kelebihan, kekurangan, serta keunikan dirinya dengan orang lain. Pada masa ini anak akan mengurangi ketergantungannya terhadap keluarga, dan mulai membuat konsep diri di lingkungan sosialnya. 

Anak cenderung menghabiskan waktunya dalam pergaulan dengan teman sebayanya, hal itu terbukti bahwa anak sangat suka bermain dan membicarakan lingkungan sosialnya. Sehingga pada masa perkembangan ini sangat dipengaruhi oleh teman sebayanya, karena anak menerima informasi dan belajar banyak hal di luar lingkungan keluarganya. Pada masa ini juga anak mulai mengekspresikan dirinya dengan menghasilkan karya dan meraih prestasi. Tugas guru pada perkembangan ini adalah menumbuhkan rasa percaya diri siswa dan semangat dalam berkarya sesuai dengan potensi masing-masing siswa (Trianingsih, 2016).

Perkembangan moral keagamaan

             Perkembangan ini dapat dibentuk dengan menanamkan nilai-nilai dan norma di lingkungan sosialnya, terutama di lingkungan keluarga, pergaulan, dan lembaga pendidikan anak, karena lingkungan tersebut sangat lekat dengan perkembangan anak. Perkembangan ini yang nantinya menjadi pembentuk tingkah laku anak. Pada usia sekolah dasar, perkembangan moral anak belum terbentuk secara sempurna, hal ini didasari oleh kemampuan kognitif anak yang belum cukup matang, mereka tidak dapat membedakan hal yang benar dan salah, mereka tidak mampu menerima konsep mengenai apa yang harus dilakukan dan apa yang tidak boleh dilakukan. Mereka belum bisa  memahami persoalan dan alasan yang bersifat abstrak. Seorang anak dapat memahami bahwa kesalahan perilaku dilihat dari maksud orang berperilaku, bukan dari akibat yang ditimbulkan dari perilaku tersebut (Khaulani et al, 2020). Dalam hal ini, seorang guru dapat mendorong siswa dalam menanamkan nilai-nilai moral secara tidak disadari langsung, sehingga dapat memunculkan kesadaran sendiri untuk berperilaku yang baik.

Perkembangan bahasa

Bahasa merupakan alat komunikasi yang digunakan untuk berinteraksi. Pada masa sekolah dasar, anak mulai mengembangkan tata bahasanya hingga mencapai kesempurnaan di akhir masa remaja (Khaulani et al, 2020). Walaupun terkadang dalam memahami bahasa yang dipelajarinya anak melakukan kesalahan, tetapi dengan berulang mereka mampu memperbaikinya. 

Anak akan mulai belajar untuk mengungkapkan pendapatnya dan mulai bercerita, sehingga peran orangtua dan guru sangat penting sebagai pendengar yang baik untuk mereka. Anak juga dapat menyimak pembicaraan orang dengan baik, bahkan menceritakan kembali secara tersusun dengan baik. Oleh karena itu, lingkungan sangat berperan penting dalam pembentukan perkembangan ini, terlebih penting di lingkungan terdekatnya. Anak cenderung merespon dan menggunakan bahasa-bahasa yang sering didengarnya. Orangtua dan guru harus lebih selektif dalam menggunakan istilah-istilah kebahasaan ketika berada di sekitar mereka, kata yang diucapkan harus mudah dicerna anak dan sesuai dengan kapasitasnya.

Hayati et al (2021), mengemukakan beberapa kebutuhan siswa SD yang harus diketahui oleh guru, yaitu :

  • Suka bermain

Satu hal yang pasti terlintas ketika mendengar kata bermain adalah menyenangkan, dengan kebutuhan inilah seorang guru dituntut untuk melakukan inovasi dengan menambahkan unsur-unsur permainan dalam kegiatan pembelajaran dengan aturan tertentu. tetapi tetap mempertahankan fokus utamanya, yaitu belajar. Walaupun demikian, kegiatan belajar harus tetap dilakukan dengan serius tetapi santai.

  • Suka bergerak

Pada masa ini sistem motorik anak mencapai puncak dan keaktifan yang maksimal, Sehingga pembelajaran tidak boleh terlalu kaku, tetapi harus didesain agar siswa tetap aktif bergerak.

  • Suka berkelompok

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun