Mohon tunggu...
Meisya Zahida
Meisya Zahida Mohon Tunggu... Wiraswasta - Perempuan penunggu hujan

Sejatinya hidup adalah perjuangan yang tak sudah-sudah

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Matamu

27 Maret 2020   21:52 Diperbarui: 27 Maret 2020   22:17 53
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Karena matamu yang bicara
Aku seperti pecinta
Menerjemah ketukan jemari
Malam yang lengang
Bunga-bunga gugur perlahan

Sebab matamu yang pejam
Aku terjaga dengan ribuan permintaan
Tuhan yang perkasa
Mengapa lambat
Bibir mengucap kata

Di matamu
Segenap cemas mengerjap tanya
Degup dada berlomba-lomba
Menikung ke lain arah
Tapi finish sudah tak bergaris

Benarkah sebab matamu
Jiwaku tertunduk malu
Makin pintar berlaku salah
Engkau serupa cermin
Dan aku tak bisa untuk tak berkaca

Hanya pada matamu
Aku tak bisa berdusta
Mengalirkan segala yang cair
Segala yang tersembunyi
Bukan lagi misteri

Karena matamu
Ingin kuhidup seribu tahun lagi

Madura, 2020

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun