Mohon tunggu...
Meisya Zahida
Meisya Zahida Mohon Tunggu... Wiraswasta - Perempuan penunggu hujan

Sejatinya hidup adalah perjuangan yang tak sudah-sudah

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Prahara di Pantai Asela

25 Maret 2020   17:55 Diperbarui: 25 Maret 2020   18:02 45
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Aku menunggumu, sayang. Aku datang untuk memenuhi janjiku, meminangmu" ia mendekat, betusaha meraih tanganku untuk melingkarkan cincin itu di tangan. Aku menyambutnya dengan seluruh bahagia di dada. Seluruh semesta seperti menggambar peta paling indah, bunga-bunga melati berjatuhan mengiringi langkah Dimas, matanya penuh binar begitupun aku, tapi, sebelum cincin itu terlingkar, bayangan Dimas pelan-pekan menghilang. Aku terhempas dan merasakan gelap yang begitu pekat.

Madura, Maret 2018

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun