Mohon tunggu...
Meilissa Anggraini
Meilissa Anggraini Mohon Tunggu... Mahasiswi Universitas 'Aisyiyah Yogyakarta

seorang mahasiswi

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Mahasiswa Baru UNISA Yogyakarta: Bekal Inspiratif dari MATAF 2025

16 September 2025   21:40 Diperbarui: 16 September 2025   21:37 9
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

              Satu hari penuh kegembiraan, Universitas 'Aisyiyah Yogyakarta kembali menggelar MATAF (Masa Ta'aruf) tingkat universitas tahun 2025. Agenda Mataf Universitas menjadi momen penuh keseruan dan menarik, tidak hanya itu Universitas 'Aisyiyah Yogyakarta juga mendatangkan narasumber-narasumber inspiratif, memotivasi serta membuka wawasan para mahasiswa baru yang sesuai dengan tema MATAF Universitas 'Aisyiyah Yogyakarta tahun 2025 "Inclusive, Careful, Impactful."

            Narasumber pertama yaitu Ibu Prof. Dr. Mufdlillah, S.Pd., S.SiT., M.Sc dengan membawakan materi dengan tema "Negara Pancasila Sebagai Darul Ahdi Wa Syahadah". Dalam pemaparan nya beliau menjelaskan bahwa Indonesia dalam pandangan Muhammadiyah adalah hasil kesepakatan nasional seluruh elemen bangsa sekaligus tempat pembuktian atau kesaksian (darus syahadah) umat islam untuk memberi kontribusi terbaik, serta nilai-nilai pancasila yang selaras dengan islam yang menjunjung kemanusiaan, persatuan, keadilan dan musyawarah.

            Narasumber kedua yang merupakan seorang Polwan yaitu Ibu Kompol Leo Nisya Sagita, S.I.K. (Kasubditbintibsos Ditbinmas Polda DIY) dengan membawa materi yang berjudul "Kehidupan Berbangsa, Bernegara, Pembinaan Kesadaran Bela Negara". Beliau membuka materinya dengan pembahasan tentang era post-truth yaitu masa ketika kebenaran sering kali kabur oleh opini atau informasi yang dimanipulasi. Lalu, beliau menyoroti peristiwa demonstrasi pada 28 Agustus 2025 di Polda DI Yogyakarta yang berujung pembakaran ruang SPKT sebagai contoh nyata anarkisme dan radikalisme. Dan beliau menghimbau untuk setiap orang harus berhati-hati dalam menerima berita yang belum jelas kebenarannya serta menegaskan kepada masyarakat juga harus terlibat dalam bela negara dan terlibat aktif mendukung, walaupun aparat negara tetap menjadi garda terdepan. Lalu ditutup dengan apresiasi beliau kepada para mahasiswa yang ikut turun dalam aksi untuk menyuarakan suara rakyat.

            Narasumber terakhir yaitu Bapak Amika Wardana, S.Sos., MA.Ph,D dengan materi yang berjudul "Sistem pendidikan Tinggi". Beliau memaparkan jumlah SKS yang harus ditempuh pada jenjang D3 dan D4 atau S1 serta menekankan agar mahasiswa baru sejak awal sudah menyusun target, seperti kapan lulus dan  mau jadi apa kedepannya serta apa yang ingin diraih 3 hinga 4 tahun kedepan. Beliau juga mengenalkan berbagai instansi pendidikan di bawah naungan 'Aisyiyah yang tesebar di seluruh Indonesia dan 19 kampus diantaranya sudah terakreditasi unggul termasuk Universitas 'Aisyiyah Yogyakarta. Serta beliau menyarankan kepada mahasiswa baru untuk dapat menguasai minimal satu bahasa asing, serta menjalani perkuliahan dengan konsisten. Terakhir, menurut beliau fase burn out wajar dialami saat kuliah tetapi dengan alasan yang kuat dan semangat yang terarah mahasiswa akan mampu melewatinya.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun