Mohon tunggu...
Meidy Y. Tinangon
Meidy Y. Tinangon Mohon Tunggu... Lainnya - Komisioner KPU Sulut | Penikmat Literasi | Verba Volant, Scripta Manent (kata-kata terbang, tulisan abadi)

www.meidytinangon.com| www.pemilu-pilkada.my.id| www.konten-leadership.xyz| www.globalwarming.blogspot.com | www.minahasa.xyz| www.mimbar.blogspot.com|

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Betlehem dan Kita

8 Desember 2021   23:01 Diperbarui: 8 Desember 2021   23:04 701
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Di Betlehem, suatu ketika. Sepasang anak manusia, perempuan dan laki-laki. Galau. Penolakan di sana-sini. Tiada tempat untuk Sang Bunda melahirkan seorang bayi. Sedangkan malam semakin larut.Gelap semakin pekat Dingin menusuk perut. Nyeri merasuk rahim. Sang Bunda. Maria.

Di Betlehem, di suatu malam sunyi senyap, gelap pekat, dan dingin. Hanya ada kandang hina. 

Kotor!

Jijik!

Tapi, pintunya terbuka. Namun tak ada kamar. Hanya palungan mungil. Dan, Bayi Mungil lahir dalam prosesi derita, sederhana dan hina. Namanya: Yesus!

Di Betlehem, ada sukacita dunia. Juru Selamat telah lahir. Dosa-dosa jauh tersingkir. Sang Penebus lahir. Hutangpun lunas. 

Terbang!

Lenyap!

Oleh lahirnya sebuah episode penebusan.

Di Betlehem. Ada penolakan. Mungkinkah kita juga? Kepada sesama wajah Sang Kristus.

Di Betlehem. Ada kehinaan dan kesederhanaan. Maukah kita? 

Di Betlehem, ada kisah penebusan. Sadarkah kita? 

Duhai kita. Betlehem kini... 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun