Aku melihat, seorang petani kecil dipilih rakyat menjadi pemimpin tanpa mahar, tanpa sogok tanpa serangan fajar. Â Di situ sang kandidat kaya bermodal dinasti nampak lesuh karena kalah, dan tak berdaya saat duduk di kursi pesakitan menanti vonis pak hakim yang berpaut utuh pada hukum. Negeri kita sudah berubah. Syukur...
Aku melihat, manusia-manusia beda suku dan agama hidup ramah dan saling berbagi kasih. Tiada curiga, tiada amarah dan juga darah. Hanya ada cinta, senyum dan romansa yang menjaga warna-warni dalam naung merah-putih.
Aku melihat, sebuah negeri penuh warna-warni. Kembang kejujuran dan keadilan tumbuh subur. Harum semerbak bunga kebersamaan membawa aku terlena dalam mimpi tentang masa depan negeri.
Ah, semoga mimpi itu, bukan sekedar bunga tidur, tapi bunga kenyataan di keakanan negeri...