Mohon tunggu...
Meidy Y. Tinangon
Meidy Y. Tinangon Mohon Tunggu... Lainnya - Komisioner KPU Sulut | Penikmat Literasi | Verba Volant, Scripta Manent (kata-kata terbang, tulisan abadi)

www.meidytinangon.com| www.pemilu-pilkada.my.id| www.konten-leadership.xyz| www.globalwarming.blogspot.com | www.minahasa.xyz| www.mimbar.blogspot.com|

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Jejak-jejak Sang Fana

29 Agustus 2020   21:28 Diperbarui: 29 Agustus 2020   21:27 121
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Debu kembali menjadi debu. Nikmatnya tarikan napas hanya kita nikmati sebentar saja. Fana, tiada yang abadi 

Tanah kembali kepada tanah. Nikmatnya mencinta, berbagi, berjuang dan terbang bebas, hanya sementara. Fana, tiada abadi

Jika tiba saatnya nanti kita tinggal kenangan. Pusara kaku tanpa sepatah kata. Tanpa napas, tanpa keluh, juga peluh. Hanya nama terukir indah 

Yah, hanya nama yang menghentar pada memori masa lalu tentang jejak-jejak yang terukir dalam sanubari.

Pergilah ke kuburan, sebut satu per satu nama-nama yang terukir indah itu. Kenanglah mereka, dan kita kan bertemu jejak-jejak yang tertinggal. Jejak-jejak yang mempu membisikan kata penuh makna

Jejak-jejak tentang kebaikan dan keburukan. Jejak-jejak yang membuat kita tersenyum, menangis dan tertawa. 

Jejak jejak kaca tempat bercermin, tempat belajar tentang arti sebuah kehidupan. jejak-jejak sang fana 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun