Mohon tunggu...
Meidy Y. Tinangon
Meidy Y. Tinangon Mohon Tunggu... Lainnya - Komisioner KPU Sulut | Penikmat Literasi | Verba Volant, Scripta Manent (kata-kata terbang, tulisan abadi)

www.meidytinangon.com| www.pemilu-pilkada.my.id| www.konten-leadership.xyz| www.globalwarming.blogspot.com | www.minahasa.xyz| www.mimbar.blogspot.com|

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Dinasti

21 Juli 2020   22:58 Diperbarui: 21 Juli 2020   22:55 149
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
| ilustrasi || vectorstock.com | 

Bertanya seorang ayah kepada anaknya, "maukah Engkau mengganti ayah duduk di kursi empuk memangku kuasa yang mampu memaksa selaksa manusia tunduk dan sujud, pun juga mampu memaksa pundi kosong terisi penuh tanpa undi?"

Sang anak terdiam sejenak, merenung, berpikir, merasa....

"Ayah, kursi itu terlalu empuk bagiku, aku tak biasa berkuasa dan memaksa. Lagi pula kita tak hidup di negeri para raja yang terbiasa mewariskan kuasa kepada anak raja sejak raga dikandung ibu," jawab sang anak kepada ayahnya.

Ah, Kau harus ku paksa! Demi kuasa dan kuasa!

Bertanya seorang anak kepada ayah, "dapatkah aku mengganti dirimu, duduk di kursi empuk memangku kuasa tanpa terpaksa, tanpa siksa yang menyiksa raga, pun tanpa puasa, demi kuasa yang leluasa mengatur jalan hidup selaksa manusia?" 

Sang ayah terdiam sejenak, merenung, berpikir, merasa....

"Nak, tak sembarang orang yang bisa, duduk di kursi empuk penguasa. Engkau pun tak bisa meski tanpa rekayasa. Negeri kita bukan negeri para raja yang menaruh mahkota tanda kuasa di kepala anaknya yang baru beranjak dewasa," jawab sang ayah kepada anaknya.

Ah, Aku harus terpaksa! Demi asa, sang anak yang terus memaksa. 

Dinasti, antara paksa dan asa, antara rindu dan benci. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun