Saya ini kalo di kantor bisa dibilang anonym. Tidak apa apa dan gak ada apa apanya. Beberapa pegawai kantor mungkin bahkan tidak mengenal saya, bahkan mungkin sebagian kalangan Pejabat perusahaan mengira saya itu adalah "sebuah" staf. Â
Selama wabah covid 19 ini, sekolah meliburkan siswanya, bisa belajar di rumah. Gurunya mengajar dari rumah dan sambil. Karyawan ada yang diminta bekerja dari rumah diberi istilah Work from home-WFH dan ada juga perusahaan meminta karyawaannya Stay at home gak usah kerja lagi.Â
Beruntung saya masih hanya WFH, kalau saja kantor saya meminta saya stay at home dan tidak perlu kembali lagi, mungkin saya akan gila.
Belajar, Bekerja secara online itu menyenangkan, aku yakin tidak hanya saya, mungkin teman-teman saya yang SD,SMP dan SMA juga sebagian besar senang. Belajar online dengan fitur chat-nya yang sangat luar biasa hampir sama interaktifnya dengan di kelas, Bahkan mungkin buat adik adik SMP, SMA yang biasa nya diam saja dikelas justru lebih aktif ketika online,bisa jadi.
Dan yang paling menyenangkan lagi mereka pasti bisa merekam pelajaran jika tidak ingin memperhatikan saat itu. Mungkin mereka sedang ingin bermain Game. Aku tidak terlalu bisa membayang kan sambilan apa yang dilakukan pengajarnya.
Dan bahkan bagi keponakan saya yang SMP keadaan ini adalah lambang kenyamanan yang baru.
Saya, saya lebih produktif pada masa-masa WFH, tapi tidak produktif untuk urusan gosok gigi dan mandi. Tapi saya sudah belajar membuat kue pancung, saya sudah bisa bikin tanaman tumbuh di air.
Selama WFH bahkan saya membuat semacam agenda to do list, yang harus dikerjakan antara lain Nonton Drama Korea yang dulunya tidak pernah aku suka, dan pada masa WFH saya telah berhasil bagaimana cara menonton K Drama yang di gandrungi banyak orang itu. Di kesempatan lain saya juga menonton segala macam contont content di youtube.
Pada masa WFH tentu saja harus selalu zoom meeting pagi dan sore urusan pekerjaan, hal ini sangat praktis dalam mengkoordinasikan pekerjaan hanya dengan atasan kemeja dan celana pendek urusan meeting dan diskusi bisa selesai.Â
Sejenak saya berpikir, masa masa begini yang pusing adalah CEO perusahaan, mereka pasti kebingungan bagaimana caranya mengukur produktifitas para karyawannya.
Jika WFH tetap akan dilaksanakan seterusnya, saya berharap perusahaan dan pemilik bisnis menemukan alat,cara, metode, untuk mengukur produktivitas pegawainya untuk menjaga kesehatan bisnis perusahaan.Â